Reporter: Auriga Agustina | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 lalu PT PP Presisi Tbk. (PPRE) menurunkan estimasi pendapatan menjadi Rp 3 triliun sampai Rp 3,5 triliun, dari sebelumnya Rp 4,9 triliun. Tapi untuk tahun ini PPRE lebih optimis untuk mencatatkan kenaikkan pendapatan menjadi Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun.
Salah satu cara yang dilakukan PPRE untuk dapat mencapai target tersebut di tahun ini adalah dengan membidik kontrak senilai Rp 6 triliun. Menurut Investor Relation PPRE Bambang Suyitno, strategi yang dilakukan oleh PPRE untuk dapat meraih tujuan tersebut adalah dengan memperkuat sinergi dengan entitas Induk melalui pengerjaan Kontrak yang dimiliki oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP).
Kontrak-kontrak baru yang diperoleh PTPP di kuartal IV/2018, nantinya akan dibagikan kepada PPRE pada tahun 2019 ini. Namun Bambang belum dapat menjelaskan secara rinci Kontrak apa saja yang akan di bagikan tersebut, dengan alasan masih dalam tahap pembahasan dengan PTPP.
Selain itu, pada tahun ini PPRE juga terlibat menggarap terbukanya captive market pembangunan gedung dan infrastruktur yang berasal dari holding. Selanjutnya Bambang menambahkan, strategi lain yang dilakukan PPRE untuk meraih ambisinya ditahun ini, pihaknya tengah fokus menyelesaikan proses akusisi bidang soil dan tambang yang sedang dalam tahap finalisasi.
"Selain itu juga ada diverfikasi bidang soil improvement melalui pertumbuhan anorganik, kita juga akan terus mengembangkan lini bisnis jasa tambang yang masih berbasis alat berat," katanya
Sebagai informasi, PPRE tahun ini menganggarkan capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun, capex akan digunakan untuk pembelian alat berat dan akusisi anorganik soil imporvement yang diharapkan dapat rampung pada semesetr I tahun ini.
William Hartanto Analis Panin Sekuritas berpendapat, target PPRE untuk membidik pendapatan Rp 4 triliun-Rp 4,5 triliun berpotensi tercapai karena masih terbilang realistis.
Bukan tanpa sebab William mengatakan hal tersebut, pasalnya PPRE gencar melakukan ekspansi demi mendapatkan kontrak baru, seperti misalnya mengakusisi jasa pertambangan dan soil improvement.
"Saat ini ada kontrak tambang yang dalam tahap finalisasi, biasanya kalau udah tahap ini, udah ngga lama akan deal dan bisa dicatatkan sebagai perolehan kontrak baru, dengan demikian akan meningkatkan pendapatan sampai mendekati target," jelasnya.
Selain itu menurutnya, menjelang pemilihan presiden biasanya perusahaan yang dekat dengan pemerintah akan lebih diperhatikan oleh pasar. Sehingga tak menutup kemungkinan PPRE akan lebih agresif menyelesaikan kontrak-kontrak yang mundur di tahun 2018. Dengan demikian dalam waktu dekat PPRE berpotensi untuk tumbuh.
Sementara dari segi saham, William mengatakan PPRE masih menarik dikoleksi dengan target harga Rp 350 - Rp 412 dalam jangka panjang. Alasanya lantaran saham PPRE bergerak mengikuti induknya yakni PTPP. "Karena PTPP masih menguat bisa turut mengangkat harga saham PPRE, harganya juga terdiskon cukup besar " ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News