Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan kinerja yang solid di tahun 2020. Pendapatan SIDO naik 8,47% menjadi Rp 3,33 triliun dan laba bersih tumbuh 15,6% menjadi Rp 934 miliar. Melihat kinerja yang solid tersebut, manajemen SIDO pun menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di tahun ini minimal 10%.
Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard menyebutkan, di kuartal IV-2020 kinerja SIDO meningkat lantaran manajemen mencoba fokus pada penjualan herbal terutama Tolak Angin, karena seiring dengan peralihan ke musim hujan permintaan Tolak Angin menjadi meningkat. Maka itu, penjualan herbal SIDO di kuartal IV-2020 meningkat sebesar 50% secara kuartalan dan produk minuman kesehatan tumbuh 12% secara kuartalan.
"Segmen herbal dan suplemen memimpin pertumbuhan di kuartal keempat 2020 karena permintaan yang tinggi memasuki musim hujan," jelas Leonard kepada Kontan.co.id, Senin (8/2).
Baca Juga: Permintaan produk herbal naik, laba bersih Sido muncul (SIDO) naik 15,6% pada 2020
Namun, kata dia, perlu digaris bawahi, ada produk-produk Sido Muncul lain yang patut diperhatikan, yaitu produk minuman kesehatan seperti Vit C 1000 dan minuman Jahe-jahean. Kategori minuman kesehatan inilah yang mendorong pertumbuhan segmen F&B hingga bisa tercatat double-digit di tahun 2020.
Ke depannya, SIDO akan terus fokus pada produk-produk kesehatan yanga dapat menjaga imunitas tubuh sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.
"Kami akan fokus diversifikasi produk terutama minuman kesehatan dan juga produk-produk baru. Sudah ada beberapa produk baru yang siap diluncurkan di pipeline, tapi detail produk belum bisa diungkapkan untuk sementara ini," ujar Leonard.
Manajemen Sido Muncul optimistis bisnis di tahun 2021 ini masih akan terus bertumbuh dan berkembang di tahun-tahun berikutnya seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi produk-produk kesehatan herbal yang alami.
Adapun strategi yang akan dilakukan SIDO antara lain mengoptimalkan penetrasi distribusi pasar domestik dan produk diversifikasi, fokus pada pemulihan pasar ekspor dan ekspansi ke bisnis ekspor baru, memperkuat kehadiran SIDO di dunia digital medial sosial dan marketplace serta mempertahankan marjin dan juga meningkatkan bisnis proses.
Leonard menambahkan, SIDO melihat potensi pasar domestik yang masih besar terutama di Indonesia Timur, sehingga SIDO akan meningkatkan penetrasi distribusi di area timur.
Selain itu, SIDO juga fokus akan diversifikasi produk di mana kategori minuman kesehatan di tahun 2020 mengalami peningkatan yang signifikan dan memproyeksikan kategori produk minuman kesehatan ini permintaannya masih akan terus bertumbuh kedepannya seiiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakan untuk menjaga imunitas tubuh.
Seiiring dengan membaiknya penangan Covid-19, SIDO yakin pasar ekspor akan turut serta mengalami pemulihan. Hal ini juga sudah terlihat sejak kuartal IV-2020 dimana negara-negara tujuan ekspor SIDO mulai menunjukkan pemulihan. "Kami juga ada rencana memasuki pasar baru untuk ekspor, yang masih belum bisa kami sebutkan sementara ini," imbuh dia.
Di 2021, SIDO menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (Capex) sebesar Rp 180 miliar hingga Rp 200 miliar untuk beberapa proyek baru dan penyelesaian proyek, namun sebagian besar capex akan digunakan untuk maintenance. Adapun asal dana capex ini akan dari kas internal.
Sedangkan realisasi capex di tahun lalu tercatat sebesar Rp 106 miliar yang sebagian besar digunakan untuk maintenance.
Selanjutnya: Affinity akuisisi 21% saham Sido Muncul (SIDO) senilai Rp 4,5 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News