Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT PP Properti TBK (PPRO) akan fokus untuk melakukan penambahan lahan tahun ini di tengah banyak sentimen positif untuk bisnis properti. Mulai dari penurunan suku bunga dan pelonggaran aturan inden serta LTV.
Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO mengatakan, penurunan BI rate belum akan banyak berdampak pada penjualan PPRO tahun ini. Menurutnya penurunan hanya penurunan pertama yang baru akan berdampak di kuartal II. Sementara penurunan BI rate yang terakhir dan pelonggaran pembiayaan properti baru akan berdampak ke tahun depan.
Dengan begitu, bisnis properti baru akan menggeliat di tahun depan. Itu sebabnya, PPRO tahun ini memutuskan untuk fokus melakukan penmabahan lahan cadangan baik lewat akuisis sendiri maupun menjalin kerjasama dengan pemilik lahan.
"Tahun ini strategi pengadaan lahan yang kita perkuat," jelasnya di Jakarta, Selasa (21/6).
Saat ini, PPRO tengah menjajaki kerjasama untuk pengembangan 21 hektare (ha) lahan di Gede Bage Bandung. Namun ada opsi lain akan mengakuisisi lahan tersebut dengan menggandeng partner strategis. Nilai lahan tersebut mencapai sekitar Rp 500 miliar.
Indar bilang, saat ini PPRO tengah menjajaki kerjasama dengan sebuah perusahaan ritel asing untuk mengembangkan lahan tersebut. Perusahaan tersebut sedang mengincar lahan seluas 4 ha. Jika kerjasama tersebut berhasil, PPRO akan mengakuisisi seluruh lahan tersebut. "Tapi jika tidak berhasil kita tetap harus kerjasama patungan. Kalau kita beli putus itu terlalu mahal," jelasnya.
Selain itu, PPRO juga bekerjasama dengan pemilik lahan untuk mengembangkan apartemen mahasiswa di Margonda, Depok di atas lahan seluas 5.500 meter peresegi (m2).
Perseroan akan merilis dua tower apartemen dilahan tersebut yang terdiri dari 900 unit setiap towernya. Adapun investasi pengembangan proyek ini mencapai Rp 400 miliar. Tower pertama akan dirilis pada November 2016 dengan harga mulai Rp 400 juta.
Perseroan juga telah berhasil mengakuisisi dua lahan di Surabaya senilai Rp 290 miliar. Satu lahan seluas 5.300 m2 di jalan Pemuda Surabaya dan satu lagi terletak di Royal Surabaya. Di atas masing-masing lahan akan dikembangkan menjadi dua tower apartemen premium.
Indar bilang, proyek ini kemungkinan baru akan dipasarakan mulai tahun depan. Akuisisi lahan tersebut tidak terlalu menggerus cash flow perseroan lantaran sebagian dana tersebut akan dibayar lewat unit apartemen.
"Sekitar Rp 80 miliar akan dibayar di unit apartemen di Jalan Pemudan dan Rp 10 miliar dari unit apartemen Royal," katanya.
Sementara penambahan lahan lewat akuisisi sendiri juga dilakukan perseroan. Saat ini, PPRO telah berhasil membebaskan lahan 3,5 ha di Jalan TB simatupang Jakarta yang akan dikembangkan dalam dua tahun mendatang. Adapun total landbank PPRO saat ini mencapai 63 ha.
Sebelumnnya, PPRO juga telah berhasil menjalin kerjasama dengan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) untuk mengembangkan empat tower apartemen di Jababeka dan dengan PT Sentul City Tbk (BKSL) untuk bangun tiga tower apartemen.
Adapun, apartemen tower pertama di Jababeka sudah terjual 60% dan ditargetkan akan habis dalam tiga bulan kedepan. Setelah sold out, PPRO akan merilis tower kedua dan akhir tahun ditargetkan bisa terjual 50%. Sedangkan apartemen Sentul baru akan diluncurkan pada November 2016 mendatang.
PPRO juga akan merilis Apartemen Amartha View Semarang tower kedua pada November mendatang. Pasalnya tower pertama yang terdiri dari 780 unit sudah terjual 60% dan diharapkan akan ludes terjual dalam tiga bulang kedepan.
Bersamaan dengan peluncuran tower kedua tersebut, PPRO akan melakukan groundbreaking tower pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News