kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun ini, Eratex Djaja (ERTX) bidik pertumbuhan penjualan 10%


Selasa, 23 Maret 2021 / 08:25 WIB
Tahun ini, Eratex Djaja (ERTX) bidik pertumbuhan penjualan 10%


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten garmen dan tekstil, PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) membidik pertumbuhan penjualan sebesar 10% pada tahun 2021. Berbagai cara ditempuh oleh ERTX agar target penjualan di tahun ini tercapai.

Sekretaris Perusahaan Eratex Djaja Juliarti Pudji menyampaikan, salah satu strategi ERTX untuk mengejar target penjualan adalah menambah lebih banyak produk dalam bauran produk. Hal ini akan membantu ERTX dalam menciptakan permintaan dan menggaet pelanggan baru.

ERTX juga menerapkan pengendalian biaya supaya beban produksi perusahaan ini tetap rendah di tengah persaingan yang ketat. “Selain itu, kami juga akan menjajaki pasar non-Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi ketergantungan pada AS,” ujar dia, Senin (22/3).

Berdasarkan materi paparan publik, mayoritas penjualan produk tekstil ERTX ditujukan ke AS dan Jepang. Hingga kuartal III-2020, kontribusi penjualan ERTX dari AS mencapai 60,44% sedangkan Jepang sebesar 32,04%.

Juliarti mengaku, penjualan ekspor sempat melemah lantaran adanya penurunan permintaan atas produk denim secara global. Hal ini tak lepas dari efek pandemi Covid-19 yang berdampak pada pengurangan aktivitas perjalanan dan diikuti pula oleh penurunan aktivitas perdagangan.

Baca Juga: Pemerintah dorong pengembangan produk benang serat sintetis fungsional

Pihak ERTX berharap permintaan ekspor dari AS dan Jepang tetap dapat meningkat seiring melonggarnya kebijakan lockdown di kedua negara tersebut. Perusahaan ini pun telah memulai pengembangan pasar ekspor ke wilayah Australia dan Eropa.

Lebih lanjut, manajemen ERTX juga memiliki strategi diversifikasi produksi dengan cara menggunakan tipe kain yang berbeda seperti lighter fabric, bukan hanya memakai kain denim. “Diversifikasi ini juga ditunjukkan melalui produksi garmen dengan gaya yang berbeda. “Produk dengan kain yang berbeda seperti knits, polynylon, dan light fabric berhasil dikembangkan dan ditawarkan kepada pelanggan,” imbuh Juliarti.

 

ERTX juga telah menyediakan produk baru seperti coveralls, golf program, garment dyed jackets, hingga alat pelindung diri (APD). Serangkaian produk baru tersebut akan membantu ERTX dalam jangka pendek di tengah pandemi Covid-19. Dalam hal ini, jika permintaan atas satu produk ERTX berkurang, maka permintaan produk yang lain masih bisa meningkat.

Keberadaan produk baru hingga variasi penggunaan bahan baku juga dapat menguntungkan ERTX secara jangka panjang. “Eratex dapat menawarkan berbagai macam produk yang dapat menarik lebih banyak pembeli atau pasar yang akan membantu kami dalam meningkatkan bisnis dalam jangka panjang,” paparnya.

Terlepas dari itu, Juliarti bilang bahwa ERTX belum memiliki rencana ekspansi pada tahun 2021 jika berkaca pada situasi permintaan di pasar. Ia pun tidak membeberkan nilai belanja modal ERTX di tahun ini.

Namun, ia menuturkan bahwa belanja modal ERTX hanya akan ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan efisiensi, penyederhanaan proses, dan pengurangan biaya, sehingga marjin perusahaan dapat terjaga. “Fokus utama lainnya bagi Eratex adalah menjaga likuiditas untuk mendukung operasi dan terus menjajaki pelanggan dan produk baru,” tandasnya.

Selanjutnya: APSyFI menyebut harga bahan baku tekstil ikut terkerek harga minyak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×