Reporter: Yoliawan H | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) menyiapkan belanja modal atau capital expanditure (capex) sekitar Rp 200 miliar tahun 2018 ini. Sekadar info, sepanjang tahun 2017, perseroan belum menganggarkan dana capex dikarenakan kondisi keuangan yang belum stabil.
Direktur Utama PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, Linford Cendana mengatakan, belanja modal tahun ini akan digunakan untuk fokus pada rehabilitasi tanaman agar siap kembali di fase standar dan siap untuk produksi serta perbaikan infrastruktur.
“Selama ini perusahaan memang kurang dari sisi modal. Sehingga perkebunan tidak produktif dan pabrik kelapa sawit kami yang di Aceh Jaya tidak digunakan maksimal,” ujar Linford saat paparan publik MAGP, Senin (6/8).
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Keuangan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, Ari Wintarto mengatakan saat ini perseroan tengah membutuhkan pendanaan untuk mengoptimalisasi perkebunan serta pabrik kelapa sawit yang ada.
Untuk jumlah pabrik kelapa sawit sendiri saat ini perseroan baru memiliki satu pabtik dengan kapasitas produksi 45 ton per jam. Total lahan hak guna usaha perseroan mencapai 9.873 hektar dan tyang telah ditanami mencapai 6.804 hektar.
“Range umur tanaman rata-rata sekitar 7 tahun. Ini merupakan umur puncak produksi bagi kelapa sawit,” ujar Ari.
Selain itu hampir 90% tanaman yang ada sudah memasuki masa menghasilkan. Saat ini perseoran tengah mencari pendanaan untuk operasional lahan dan pabrik. Pabrik sendiri terbilang baru karena baru dibangun pada tahun 2013. Fokus area pengembangan akan ada di Aceh Jaya dan Kalimantan Barat.
Rencana jangka panjang perseroan adalah untuk mencari investor strategis yang akan melakukan penyertaan modal. Untuk meningkatkan pabrik, lahan dan keinerja persuahaan. “Diharapkan tahun 2019 kami bisa menambah pabrik baru di Kalimantan Barat,” ujar Ari.
Apabila sudah ada pendanaan maka perseoran dapat langsung menjalankan produksi di pabrik dengan membeli buah dari kebun masyarakat. Perluasan lahan pun kedepannya akan dilakukan di daerah Aceh, Sumatera dan Kalimantan.
“Utilisasi tanaman diharapkan dapat menjadi 300 ton setelah perbaikan dilakukan. Saat ini kapasitas produksi pabrik masih dibawah 10%,” ujar Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News