kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahan dulu jual saham Mayora (MYOR), ini alasannya


Rabu, 14 November 2018 / 20:16 WIB
Tahan dulu jual saham Mayora (MYOR), ini alasannya
ILUSTRASI. Le Minerale


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mampu menorehkan kinerja yang ciamik akhir tahun. Syaratnya adalah daya beli masyarakat tetap stabil ataupun perusahaan mampu memenuhi permintaan produk yang diinginkan pasar.

Berdasarkan laporan keuangan sembilan bulan pertama tahun ini, emiten berkode saham MYOR ini mampu menghasilkan performa yang positif. Pada kuartal III 2018 ini, emiten yang bergerak di bidang makanan dan minuman tersebut sudah meraup laba bersih Rp 1,10 triliun atau naik 18,55% year on year (yoy) dari Rp 927,85 miliar pada periode September 2017.

Peningkatan laba bersih MYOR sejalan dengan peningkatan penjualan bersih pada periode Januari-September 2018 sebesar 21,33% menjadi Rp 17,35 triliun dari sebelumnya Rp 14,30 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Jadi, dalam tiga bulan terakhir tahun ini, MYOR tinggal mengejar pendapatan Rp 5,95 triliun dan laba Rp 610 miliar lagi.

“Secara topline, MYOR akan mampu mengejar target kinerja tiga bulan terakhir ini. Karena pendapatan kuartal ke III-2018 tumbuh 21%. Kemungkinan akan naik lagi dari sisi pendapatannya akhir tahun,” ujar Natalia Sutanto, analis Danareksa Sekuritas kepada KONTAN, Rabu (14/11).

Hanya saja, Natalia melihat bahwa biaya pengeluaran operasional (opex) MYOR naik tinggi dan dengan target laba bersih yang ditetapkan menjadi sedikit terbentur pada kuartal ketiga. Namun, pertumbuhan laba bersih masih tertolong oleh ekspor penjualan produk MYOR.

“Karena ada ekspor 40% dari pendapatan, pertumbuhan laba jadi tertolong,” tandasnya.

Hampir sama dengan Natalia, Analis Indo Premier Sekuritas, Elbert Setiadharma menilai pendapatan sembilan bulan yang naik 19% secara year on year (yoy) karena adanya penguatan dollar dan peningkatan tipis dari harga bahan baku. Yang secara tidak langsung membuat forex gain melonjak pada kuartal III-2018.

Pertumbuhan pendapatan MYOR memang banyak disokong oleh volume penjualan produk. Namun, Elbert mencatat bahwa penjualan dalam negeri menurun secara kuartalan. Pada kuartal II-2018 penjualan domestik turun 7,3% (qoq). Sedangkan pada kuartal III-2018 penjualan domestik naik 24% (qoq) menjadi Rp 3,6 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor masih sangat kuat pada kuartal III-2018. Yaitu tumbuh 18% (qoq) menjadi Rp 3 triliun dan menyokong 46% ke pendapatan MYOR.

“Ada indikasi bahwa perusahaan masih akan banyak kemajuan yaitu peningkatan penjualan dalam negeri, meskipun tidak meningkatkan ASP. Hanya saja, manajemen mengisyaratkan peningkatan ASP tahun depan 2% sampai 3%,” ungkap Elbert dalam risetnya, 13 November 2018.

Sehingga akhir tahun 2018, Elbert memperkirakan MYOR akan meraup penjualan bersih sebesar Rp 23,55 triliun. Dan capaian laba bersih sebesar Rp 1,53 triliun. Sementara Natalia, memperkirakan akhir tahun 2018, MYOR akan meraup penjualan bersih sebesar Rp 23,64 triliun. Serta laba bersih sebesar Rp 1,75 triliun.

Natalia mengungkapkan bahwa menjelang akhir tahun dan awal tahun 2019 nanti, akan menjadi posisi yang menguntungkan bagi MYOR. Pasalnya, penjualan ke luar negeri atau ekspor yang dilakukan akan mendongkrak kinerja.

“MYOR seperti yang diketahui melakukan ekspor ke China. Dan menjelang tahun baru China nanti penjualan biskuit akan naik karena permintaan akan banyak,” ucapnya.

Rekomendasi tahan

Untuk bisa mendongkrak kinerja, Natalia melihat bahwa inovasi produk yang dilakukan oleh perusahaan sudah cukup baik. Dengan begitu, melihat permintaan produk di dalam dan luar negeri, ia menyarankan untuk perusahaan mempertahankan produk yang permintaannya masih banyak, sembari mempromosikan produk baru dengan inovasi menarik. Misalnya ada beberapa produk baru Mayora yang permintaannya naik di pasaran, dan itu bisa dipertahankan. Atau lewat strategi pemasaran iklan.

Sebelumnya pihak manajemen MYOR menyebut akan menambah intensitas periklanan untuk menyasar pangsa pasar yang tepat. Strategi marketing ini yang dilakukan dalam mendongkrak kinerja kuartal III-2018.

“Kalau kinerja ingin naik, maka pertahankan produk yang bagus, dan pasarkan lewat iklan untuk produk barunya. Tetapi biaya iklan secara otomatis akan naik. Nah, perusahaan harus melihat dahulu apakah daya beli masyarakat masih stabil, naik atau turun dengan mengeluarkan produk baru,” beber Natalia.

Tidak berhenti disitu, demi mendongkrak kinerja, selain menyiapkan strategi marketing, perusahaan juga berencana membeli aset tanah milik PT Tedjopratama Mandirigemilang dan PT Lubuk Permata yang berada di Balaraja, Banten. MYOR ingin membeli aset tanah tersebut untuk menunjang rencana perusahaan mendirikan pabrik untuk menambah 3 line produk biskuit dan 15 line produk wafer.

Biaya yang dianggarkan untuk perluasan sarana ini sebesar Rp 600 miliar. Adapun sumber pendanaan untuk membangun pabrik baru yang diharapkan selesai tahun depan ini adalah dari pinjaman bank dan kas internal. Mayora membangun pabrik baru tersebut karena semakin meningkatnya permintaan produk biskuit. “Apapun strateginya, jika dilihat MYOR mampu mencapai target kinerja yang baik. Karena memang perencanaan yang dilakukan sudah cukup tepat,” kata Natalia.

Ditambah lagi, saat Pemilu mendatang, Pemerintah akan membuat Program Keluarga Harapan. Program tersebut nantinya dianggap Natalia mampu mendukung daya beli masyarakat.

Akan tetapi, sembari melihat strategi dan rencana Pemerintah untuk mendukung kemajuan industri konsumer, Natalia masih merekomendasikan tahan dengan harga Rp 2.790 per saham.

Elbert juga masih melihat peningkatan average selling price (ASP) MYOR tahun depan. Sehingga ia merekomendasikan tahan jual dengan harga Rp 2.700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×