kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suspensi Saham Capai 24 Bulan, Begini Upaya Cowell (COWL) Hindari Delisting


Jumat, 15 Juli 2022 / 16:51 WIB
Suspensi Saham Capai 24 Bulan, Begini Upaya Cowell (COWL) Hindari Delisting
ILUSTRASI. Petugas pemasaran menawarkan apartemen The Oasis Cikarang kepada pengunjung di stan PT Nusantara Prospekindo Sukses (NPS), anak usaha PT Cowell Development Tbk (COWL).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cowell Development Tbk (COWL) terancam didepak Bursa Efek Indonesia (BEI) alias delisting. BEI mengumumkan potensi delisting COWL pada 13 Juli 2022. 

Terkait hal itu, Direktur Cowell Development Pikoli Sinaga bilang pihaknya sedang berupaya untuk dapat memenuhi persyaratan sebagai perusahaan terbuka, salah satunya mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). 

"Saat ini lebih memfokuskan diri pada pemenuhan hal-hal yang ditetapkan dalam perjanjian homologasi dan berharap agar seluruh pihak dapat pula mematuhinya," kata Pikoli dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (15/7). 

Baca Juga: Laporan Keuangan Tak Tepat Waktu, Sejumlah Perusahaan Tercatat Kena Denda Rp 50 Juta

Sekadar mengingatkan COWL telah dinyatakan pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Juli 2020.

Sehubungan hal itu, BEI melakukan penghentian sementara transaksi saham COWL di seluruh pasar efek. Tepat pada 13 Juli 2022, masa suspensi emiten properti ini telah mencapai 24 bulan. 

COWL juga sudah tidak melakukan RUPST selama dua tahun. Pikoli bilang pihaknya menyadari RUPST harusnya diadakan maksimal Juni 2022, tapi tertunda karena beberapa hal. 

"Karena pandemi Covid-19 sedang tinggi sehingga aktivitas menjadi terbatas, ada perubahan manajemen dan perusahaan mulai menghadapi gugatan pailit," ucap dia. 

Baca Juga: Diputus pailit, Cowell Development (COWL) tetap utamakan hak konsumen dan karyawan

Tak hanya itu, COWL juga belum melaporkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2020 sampai 2021. Dia menambahkan, laporan ini tertunda karena proses audit belum selesai dan masih mencari kantor akuntan publik. 

Adapun hingga kuartal pertama 2020, COWL mencatatkan pendapatan senilai Rp 84,72 miliar atau turun 3,17% dibandingkan Rp 87,49 miliar di Kuartal I-2022. 

Dari sisi bottom line, perusahaan pengembang Atrium Senen ini masih mencatatkan rugi Rp 86,94 miliar per 31 Maret 2020. Nilai ini membengkak 823,88% dari Rp 9,41 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×