kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suspensi dicabut, CPRO ditransaksikan lagi


Rabu, 03 Juli 2013 / 06:31 WIB
Suspensi dicabut, CPRO ditransaksikan lagi
ILUSTRASI. Sektor transportasi diproyeksi menjadi salah satu sektor yang bakal meraup untung di tahun Macan Air


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Pemegang saham PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) akhirnya bisa bertransaksi lagi. Selasa (2/7), Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut penghentian perdagangan sementara (suspensi) saham CPRO di pasar reguler sejak Juni 2010. Harga saham CPRO turun 5,66% menjadi Rp 50 per saham setelah suspensi dicabut.

Otoritas bursa saham mencabut suspensi CPRO setelah emiten ini merampungkan restrukturisasi obligasi anak usahanya di Singapura, Blue Ocean Resources Pte Ltd. Pengadilan Singapura mengesahkan klausul restrukturisasi obligasi Blue Ocean, terutama perpanjangan masa jatuh tempo dari Juni 2012 menjadi Juni 2020. "CPRO senantiasa menyampaikan seluruh perkembangan bisnis, terutama penyelesaian restrukturisasi obligasi yang kini sudah tuntas," kata George Basuki, Jurubicara CPRO, kemarin.

Reza Priyambada, analis Trust Securities menilai, harga saham CPRO menurun karena kekhawatiran investor pada saham ini. Investor masih waswas dengan restrukturisasi obligasi Blue Ocean senilai US$ 325 juta yang terkatung-katung sejak 2009.

Restrukturisasi obligasi tak hanya memperpanjang masa jatuh tempo. Tingkat bunga obligasi Blue Ocean juga lebih rendah. Pada perjanjian obligasi terdahulu, CPRO dibebani bunga 11% per tahun.

Setelah restrukturisasi obligasi, pada tahun pertama dan kedua, CPRO dibebani bunga 2% per tahun. Tahun ketiga dan keempat, bunganya menjadi 4%. Tahun kelima dan keenam menjadi 6%. Sementara di tahun ketujuh dan kedelapan, bunganya 8%.

Menurut Reza, tuntasnya proses restrukturisasi tidak otomatis memberi daya tarik saham CPRO. "CPRO harus membuktikan kinerja keuangan bisa tumbuh konsisten di masa mendatang," tutur dia.

Kuartal I-2013 penjualan bersih CPRO masih turun 9,2% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,63 triliun. CPRO juga merugi Rp 51,28 miliar di kuartal I-2013, meski lebih rendah dibanding kuartal I-2012 yang senilai Rp 161,7 miliar.

CPRO sudah menyiapkan strategi untuk mendongkrak kinerja. Caranya, emiten mengembangkan bisnis pakan dan makanan olahan. Tahun ini, CPRO akan membangun pabrik pakan ikan di Sidoarjo, Jawa Timur. Ini pabrik baru kedua dalam satu tahun terakhir. Sebelumnya, CPRO sudah menyelesaikan pembangunan pabrik pakan ikan di Lampung.

Dua pabrik baru itu bakal meningkatkan kapasitas produksi pakan ikan CPRO menjadi 480.000 ton dari sebelumnya 420.000 ton. CPRO sudah memiliki tiga pabrik pakan ikan di Medan, Surabaya dan Cikampek. "Investor harus tunggu apakah strategi CPRO ini bisa meningkatkan kinerjanya atau tidak," jelas Reza.

Investor sebaiknya tidak terburu-buru masuk ke saham CPRO. Dia bilang, saham CPRO baru akan stabil dan terlihat polanya minimal dalam tiga bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×