Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan dapat membukukan marketing sales dari Karawang seluas 20 hektare (ha) dan Subang Smartpolitan sebesar 40 ha di tahun 2021 ini.
Namun nampaknya target tersebut belum akan terealisasi di paruh pertama tahun ini. "Kemungkinan sales akan masuk di semester dua," kata Vice President of Investor Relations & Corporate Communications SSIA Erlin Budiman kepada Kontan.co.id, Minggu (21/3).
Erlin menambahkan, prospek kawasan industri akan cukup baik bagi SSIA, terutama dengan adanya proyek pembangunan Pelabuhan Patimban. Pelabuhan tersebut digadang-gadang bakal menjadi pelabuhan terbesar kedua di Indonesia, yang akan dibangun hingga 2027.
Baca Juga: SSIA: Subang Smartpolitan telah menerima banyak pernyataan minat dari investor asing
Pembangunan Pelabuhan Patimban ini akan menjadi penggerak industri yang baik, sejalan dengan rencana pengoperasian Subang Smartpolitan milik SSIA pada tahun 2023. Pada tahun yang sama, tahap awal pembangunan Pelabuhan Patimban untuk terminal mobil akan diselesaikan duluan dengan kapasitas 1,5 juta TEUS (twenty-foot equivalent unit) peti kemas.
Pemerintah juga tengah menggarap tol akses ke Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Tol ini menghubungkan ruas Tol Cipali KM 89+125 hingga ruas pantai utara sepanjang 37,5 kilometer (km). Proyek bernilai investasi Rp 7 triliun tersebut diprakrasai oleh SSIA dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan masing-masing kepemilikan 25% dan 50%. Pembangunan tol ini bakal mengurangi kemacetan dan menghemat ongkos logistik terhadap pabrikan di timur Jakarta.
Ke depan, SSIA bakal fokus dalam membangun kota baru di Subang dengan tema smart and sustainable yang mengutamakan edukasi dan inovasi. Dengan adanya Pelabuhan Patimban, SSIA juga berharap dapat menggaet industri yang memberikan nilai tambah (value added) seperti electric vehicle (EV) yang diprediksi akan berkembang pesat di Indonesia.
"Untuk interest rate, kami sudah mendapatkan keringanan suku bunga di bisnis hotel kami sejak tahun lalu," imbuh Erlin.
Emiten kawasan industri lain, PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) tahun ini memiliki pipeline sekitar 40 ha di Cikarang dan 80 ha di Kendal. Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda beberapa waktu lalu menyebutkan, untuk segmennya cukup bervariasi seperti consumer goods atau food and beverages, otomotif, tekstil, serta logistik dan pergudangan.
KIJA optimistis memandang bisnis tahun ini. Apalagi dengan kesiapan sebagai kawasan industri yang matang dengan faktor-faktor utama yang dibutuhkan oleh industri telah dimiliki Jababeka seperti infrastruktur yang berkualitas internasional termasuk kehandalan tenaga listrik dan pelayanan Cikarang Dry Port yang dapat mendukung layanan logistik lebih efisien dan kompetitif. Terlebih, selama ini banyak perusahaan multinasional yang telah menjadikan Jababeka sebagai salah satu pilihan utama untuk berinvestasi.
Muljadi juga mengatakan, sudah ada beberapa prospek yang berminat investasi baik di Cikarang maupun Kendal dan masih melakukan komunikasi. Namun dia belum dapat menyampaikan nilai dan jumlah investornya.
Selanjutnya: Bangun monumen Perang Dunia II di KEK Morotai, Jababeka Morotai gandeng OISCA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News