kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Surya Semesta anggaran capex Rp 800 miliar di tahun ini


Kamis, 01 Februari 2018 / 19:52 WIB
Surya Semesta anggaran capex Rp 800 miliar di tahun ini
ILUSTRASI. Surya Semesta Internusa Tbk


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) akan terus melakukan ekspansi bisnis tahun ini. Perusahaan pengembang sekaligus kontraktor ini akan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 800 miliar di 2018 untuk melanjutkan ekspansinya.

Untuk menyiapkan capex tersebut, SSIA masih akan mengandalkan kas internal. Maklum, perusahaan ini masih memiliki kondisi keuangan yang cukup bagus setelah memperoleh seluruh pembayaran dari penjualan saham di tol Cikopo-Palimanan kepada Astra Infra sebesar Rp 2,56 triliun.

"Jadi semua anggaran capex tahun ini masih akan mengandalkan kas internal," kata Erlin Budiman, Investor Relation SSIA pada Kontan.co.id, Kamis (1/2).

Sebagian besar dari belanja modal tersebut atau sekitar Rp 600 miliar akan dipakai untuk pengembangan di sektor industrial. Erlin bilang, dana itu akan digunakan untuk pembebasan lahan di Subang serta untuk pengembangan infrastruktur dan properti pendukung untuk kawasan industri Karawang.

Sedangkan Rp 200 miliar sisanya akan digunakan untuk belanja modal di sektor konstruksi, bisnis hotel, pergudangan dan lain-lain. "Untuk bisnis konstruksi kita akan anggarkan capex Rp 30 miliar lewat Nusa Raya Cipta," ujar Erlin.

Tahun ini, SSIA menargetkan akan mengakuisisi lahan seluas 200 ha di Subang. Sementara hingga akhir tahun 2017, perusahaan ini sudah berhasil membebaskan lahan seluas 860 ha. Dengan begitu hingga akhir tahun, mereka menargetkan akan menguasai lahan 1.060 ha di calon kawasan industri baru itu.

Sebetulnya, di awal tahun lalu, SSIA menargetkan bisa menguasai 1.000 ha lahan di Subang hingga Desember 2017. Namun, melihat perkembangan yang ada di lapangan, perusahaan ini menurunkan target menjadi 850 ha. 

"Ada beberapa faktor yang membuat kami akhirnya revisi target. Awalnya, kami mau fokus pada tanahnya supaya connecting land dan prosesnya makan waktu untuk administrasi," jelas Erlin.

Sementara di Karawang, SSIA saat ini hanya memiliki lahan sekitar 170 ha lagi. Rencana perusahaan ini untuk menambah lahan dengan membentuk perusahaan patungan dengan pemilik lahan masih belum berhasil karena belum menemukan kesepakatan.

Kawasan industri 

Tahun ini, SSIA masih akan mengandalkan penjualan lahan industri di Karawang. Sebab kawasan industri Subang baru akan mereka luncurkan pada tahun 2019. Perusahaan ini menargetkan penjualan lahan seluas 15 ha di 2018 ini. Target tersebut jauh lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu yang seluas 2,1 ha.

Erlin menambahkan, pihaknya masih cukup optimistis target yang dipatok tahun ini akan tercapai meskipun tahun lalu realisasi penjualan lahan SSIA sangat kecil. "Harga lahan akan tergantung luas yang berhasil dijual. Tetapi tahun lalu harga lahan kita sekitar US$ 147 per meter persegi," jelas Erlin.

Sementara di sektor pergudangan, SSIA masih akan fokus membangun dua gudang yang sudah mendapatkan komitmen sewa dari perusahaan multi nasional di Makassar dan Balikpapan. Perusahaan ini belum memiliki rencana ekspansi baru karena belum menemukan calon penyewa.

Menurut Erlin, ekspansi pergudangan baru akan kembali dilakukan SSIA jika sudah mendapatkan kesepakatan dengan calon penyewa. Meski begitu, dia melihat prospek bisnis pergudangan ke depan akan semakin cerah di tengah pertumbuhan bisnis e-commerce.

Untuk pendapatan, SSIA menargetkan bisa mencetak pertumbuhan sekitar 15% tahun ini. "Sementara laba bersih tahun ini akan berbeda jauh dari tahun lalu. Sebab di 2017 kita mendapatkan pertumbuhan laba cukup signifikan yang ditopang penjualan tol Cipali," Kata Erlin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×