Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Teka-teki porsi kepemilikan saham PT Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk mulai terang. Kemarin (7/1), CP Prima membeberkan pembeli saham CPRO dari PT Pertiwi Indonesia.
Sekretaris Perusahaan CP Prima Albert Sebastian bilang, sebelumnya, Pertiwi menguasai sekitar 44% saham emiten berkode saham CPRO. Pertiwi kemudian menjual 33,78% saham CP Prima kepada tujuh perusahaan.
Mereka adalah Snow Lion Investment Limited, Raintree Assets Inc., Bedarra Ventures Inc, Tara Group, Arcotel Pacific Limited, Elite One Corporation, dan Enchanted Rise Investments.
Kini, Pertiwi tinggal memiliki 9,32% saham pengusaha tambak udang terbesar di Indonesia ini. Cuma, CPRO mengaku tak tahu lebih detil soal transaksi ini. "Transaksi itu bukan untuk konsumsi publik," tutur Albert dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.
Sekadar kilas balik, pada Desember 2008, CPRO menggelar rights issue sebanyak 17,57 miliar saham. Harganya Rp 100 per saham atau total Rp 1,76 triliun. Pertiwi bertindak selaku pembeli siaga.
Pasca rights issue, porsi kepemilikan pemegang saham yang lama tergerus, sementara Pertiwi menguasai 44% saham CP Prima. Maklum, pemilik lama cuma mengeksekusi sebagian kecil saham rights issue.
PT Surya Hidup Satwa, yang semula menguasai 45,14% saham, tergerus menjadi tinggal 25,28%. Begitu pun kepemilikan Red Dragon Pte Ltd pemilik 11,92% saham CPRO, Charm Easy International (8,96%), dan Regent Central International (7,84%), dan publik (26,14%). Kepemilikan mereka rata-rata terdilusi 44% pasca rights issue ini.
Kalau melihat porsi kepemilikan antar pemegang saham pasca rights issue, Surya Satwa masih memilik saham CPRO terbanyak . Perusahaan ini punya 25,28% saham dan jadi pemegang saham mayoritas. "Kami masih mengkaji aksi korporasi ini," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News