kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surya Adiwijaya Soepono: Cari tahu value investasi agar sukses


Sabtu, 02 Juni 2018 / 15:00 WIB
Surya Adiwijaya Soepono: Cari tahu value investasi agar sukses


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terlahir dalam keluarga pebisnis membuat mata Surya Adiwijaya Soepono terbuka soal investasi sejak usia muda. Namun, Komisaris Erdikha Elit Sekuritas ini baru tertarik terjun langsung dalam investasi pada tahun 2002 silam.

Minat Surya terhadap investasi makin besar setelah ia bergabung di Erdikha. Kini, pria berusia 42 tahun ini makin penasaran pada dunia pasar modal.

Awalnya, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Atma Jaya ini lebih suka berkecimpung di sektor riil. Surya mengawali kariernya sebagai sales manager di PT Sibalec, sebuah perusahaan produsen dan distributor kabel. Selanjutnya, ia sempat menjabat sebagai Presiden Direktur PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) selama lima tahun hingga 2015.

Seperti kebanyakan orang, Surya awalnya tertarik menanamkan investasi di properti. "Saya paling paham properti karena industrinya tidak jauh dari industri kabel. Selain itu, properti juga aman" ujar dia.

Tapi, tak seperti kebanyakan orang, Surya tidak berinvestasi di rumah, ruko atau apartemen. Surya memilih mengucurkan modal untuk membeli lahan. Ia memiliki strategi mengumpulkan bekal untuk membangun bisnis pariwisata. "Saya tidak follow the crowd, tapi melihat peluang investasi dan potensi pasar di daerah baru yang belum berkembang," ungkap dia.

Keinginannya itu akhirnya tercapai. Tiga tahun berselang, ia berhasil membangun hotel pertamanya di Nanggroe Aceh Darussalam. Hotel ini dikelola PT Hotel-indo Murni, perusahaan yang dirintis Surya.

Sejak saat itu, Surya semakin rajin menambah investasi lahan di luar Pulau Jawa. Presiden Direktur Hotelindo Murni ini menargetkan setiap tahun setidaknya ada satu hingga dua properti yang dibangun. Modal awalnya membeli lahan sekitar Rp 50 miliarRp 60 miliar.

Kini, ia sudah menambah lagi investasi lahan seluas 7 hektare (ha) untuk ekstensi kawasan hotel dan resor di Aceh. "Di Manado juga sudah ada lahan 3 ha yang siap dibangun hotel," ujar dia.

Menyukai reksadana

 Karena menjabat sebagai komisaris di perusahaan sekuritas, tentu Surya juga melirik investasi pasar modal. Instrumen yang jadi andalannya hingga sekarang adalah reksadana. "Saya suka reksadana karena tidak menyita banyak waktu. Ke depan, saya lihat investasi reksadana juga akan makin berkembang. Tengok saja Amerika Serikat (AS), sebagian besar investasi sekarang dikelola oleh manajer investasi," tutur dia.

Pria yang turut menjabat sebagai Komisaris Archipelago Asset Management ini mengaku juga berinvestasi di langsung pasar saham. Meski tak menyebut saham dan sektor pilihannya, Surya punya satu prinsip soal saham: tempatkan dana di perusahaan yang ia pahami betul bisnisnya.

Pengalamannya mengarungi sektor riil membuatnya berpikir realistis. Di balik saham dan harganya, selalu ada kinerja perusahaan yang bergerak. "Kadang investor, terutama yang pemula, terlalu fokus lihat angka tapi lupa mempelajari gerak emitennya," tegas dia.

Buah manis pun tak jarang ia raup dari prinsip tersebut, di antaranya saat krisis moneter 2008 silam. Surya mengaku mendulang banyak keuntungan dari pasar saham yang saat itu berguguran. "Kalau tahu value dari investasi, kita tidak mudah terombang-ambing rumor. Harus punya justifikasi, bukan dengar kanan-kiri," kata dia.

Nah, menurut dia, prinsip tersebut juga sangat tepat untuk dipegang di tengah kondisi pasar modal saat ini. Pada saat pasar bergejolak, kemandirian dan konsistensi dalam mengambil keputusan itu lah yang diuji. Namun, generasi ketiga keluarga Soepono, pendiri PT Sucaco Tbk, ini cukup optimistis, berinvestasi di dalam negeri masih memberi banyak peluang, selama kondisi politik tetap aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×