Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat melemah sepanjang hari, kurs rupiah mampu menutup perdagangan dengan penguatan, Rabu (6/5). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.995 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,56% dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp 15.080 per dolar AS
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah justru mengalami pelemahan. Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 15.127 per dolar AS atau melemah 0,15% dibanding penutupan sebelumnya.
Baca Juga: Gubernur BI: BI mati-matian menstabilkan rupiah
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menyebut, pelemahan rupiah pada awal perdagangan tidak terlepas dari mencuatnya kembali ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara tersebut terlibat ketegangan setelah AS menuding China harus bertanggung jawab mengenai pandemi virus corona
“Sentimen tersebut membuat sempat membuat investor menjauh dari aset berisiko dan memburu safe haven. Tetapi sentimen positif juga masih mendukung aset berisiko seiring harapan pemulihan ekonomi global setelah beberapa negara di Asia, Eropa, bahkan AS mulai melonggarkan kebijakan lockdown,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5).
Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menuturkan, penguatan rupiah sejalan dengan kemungkinan meningkatnya suplai US treasury dan pengangguran di AS yang membuat naiknya yield US treasury dan berbaliknya modal ke AS.
Kata Fikri, pada akhirnya ini akan menurunkan nilai riil USD sehingga membuat dolar AS terdepresiasi terhadap mata uang seluruh dunia, termasuk rupiah
“Namun di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan, bisa menambah risiko ekonomi dalam negeri. Artinya risk premium rupiah dan aset-aset domestik juga akan meningkat,” terang Fikri.
Baca Juga: Pemerintah akan lelang 7 seri SUN dengan target indikatif Rp 40 triliun pekan depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News