Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Kontrak harga minyak kembali melaju kencang. Di New York, harga minyak dunia melesat ke level tertinggi dalam 29 bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh langkah Libya yang kian memperbesar pemangkasan suplai minyak dari Afrika.
Menurut Goldman Sachs Inc, adanya pemangkasan suplai itu meningkatkan resiko yang cukup signifikan pada harga minyak. "Jika ada kondisi lain yang menyebabkan suplai terganggu, hal ini akan mengguncangkan pasar minyak dunia," jelas Goldman.
Hal itu diamini oleh Adam Sieminski, chief energy economist Deutsche Bank di Washington. Dia juga mengatakan, ketakutan terbesar investor saat ini adalah, konflik ini akan menyebar ke negara-negara produsen minyak lain seperti Algeria dan Arab Saudi. "Pertanyaannya saat ini, apa arti harga minyak US$ 100 bagi perekonomian," imbuhnya.
Catatan saja, pada pukul 09.11 waktu New York, kontrak harga minyak untuk pengantaran April naik US$ 1,28 atau 1,3% menjadi $99,38 sebarel. Sebelumnya, kontrak yang sama sempat bertengger di posisi US$ 103,41, yang merupakan level tertinggi sejak 29 September 2008.
Sementara itu, kontrak harga minyak jenis Brent untuk pengantaran April naik US$ 3,42 atau 3,1% menjadi US$ 114,67 sebarel di ICE Futires Exchange Europe, London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News