Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) rontok ke level terendah dalam dua pekan. CPO tertekan karena suplai kedelai di AS diproyeksi bakal lebih tinggi. Minyak kedelai merupakan produk substisusi minyak sawit.
Kontrak CPO untuk pengiriman Maret di Malaysia Derivatives Exchange sempat tergerus 1,4% ke posisi RM 3.156 atau setara US$ 1.007 per metrik ton. Ini level terendah sejak 30 Desember lalu. Kontrak yang sama bergulir ke RM 3.159 per metrik ton pada pukul 12.04 di Kuala Lumpur. Dalam sepekan, harga minyak nabati ini pun tercatat sudah tumbang 1,6%.
Kemarin, Departemen Pertanian AS (USDA) memproyeksi, persediaan kedelai pada 31 Agustus, sebelum panen tahun ini berlangsung, akan 20% lebih besar dari perkiraan bulan lalu, yaitu sejumlah 275 juta bushel. Ini jumlah tertinggi dalam lima tahun.
Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte. mengatakan, USDA memperkirakan produksi lebih besar, sehingga stok juga diperkirakan lebih tinggi. "Pasar minyak sawit juga akan tertekan, karena penurunan di pasar kedelai, kemarin," ujarnya.
Sebagai catatan, kedelai untuk pengiriman Maret di Chicago Board of Trade anjlok 1,7% ke level US$ 11,825 per bushel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News