kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suplai berkurang, harga CPO mampu menembus RM 2.616 per ton


Minggu, 19 Juli 2020 / 15:20 WIB
Suplai berkurang, harga CPO mampu menembus RM 2.616 per ton
ILUSTRASI. Penguatan harga minyak CPO yang cukup signifikan ini tidak terlepas dari berkurangnya produksi CPO di Indonesia dan Malaysia


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melonjak dalam sepekan terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat (17/7), harga CPO untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 di Bursa Malaysia Derivatif telah berada di level Rp RM 2.616 per ton.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan harga minyak CPO yang cukup signifikan ini tidak terlepas dari berkurangnya produksi CPO di Indonesia dan Malaysia belakangan ini.

“Bersamaan dengan musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia dan Malaysia, produksi CPO pun akhirnya berkurang. Dengan menurunnya suplai CPO, sementara permintaan cukup tinggi, harga CPO pun akhirnya bisa menembus RM 2.600 per ton,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (19/7).

Baca Juga: Ini keunggulan bahan bakar 100% sawit dibandingkan minyak solar

Ibrahim mengatakan, permintaan yang masih tinggi datang dari China. Hal ini tidak terlepas dari PDB China yang membaik pada kuartal II-2020, sehingga permintaan CPO pun kembali meningkat. Selain itu, melemahnya harga ringgit Malaysia turut membantu penguatan harga CPO.

Ke depan, Ibrahim memperkirakan, harga CPO akan fluktuatif walau cenderung masih akan terus berada dalam tren positif. Salah satu sentimennya adalah pemerintah Indonesia dan Malaysia yang akan kembali fokus dalam produksi biodiesel.

“Indonesia dan Malaysia akan kembali meningkatkan penggunaan B30 dan B50 yang tentunya akan menyerap banyak produksi CPO. Lebih lanjut, para spekulan juga cenderung mengarahkan investasinya ke CPO sehingga memungkinan CPO kembali mengalami penguatan,” tambah Ibrahim.

Ibrahim melihat, saat ini CPO tengah menguji area resistance di level RM 2.800 per ton. Menurutnya, dengan pergerakan CPO yang berhasil naik dari RM 2.400-an ke RM 2.600-an dalam seminggu, level RM 2.800 akan berpotensi untuk ditembus pada bulan ini.

Sementara pada akhir tahun nanti, dengan sentimen meningkatnya permintaan seiring ekonomi yang mulai pulih dan produksi biodiesel, Ibrahim cukup optimistis CPO bisa mendekati level RM 3.000 per ton.

Baca Juga: Bahan Bakar 100% Sawit besutan Pertamina sudah diuji Toyota Innova sejauh 200 KM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×