kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suntikan likuiditas senilai Rp 2,5 triliun bisa menguntungkan BJBR pada sisa 2020


Selasa, 28 Juli 2020 / 17:32 WIB
Suntikan likuiditas senilai Rp 2,5 triliun bisa menguntungkan BJBR pada sisa 2020
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di Bank BJB BSD Tangerang Selatan, Selasa (28/4). BJBR baru saja mendapat guyuran likuiditas dari pemerintah senilai Rp 2,5 triliun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) baru saja mendapat guyuran likuiditas dari pemerintah senilai Rp 2,5 triliun. Guyuran dana tersebut merupakan bagian dari penempatan uang negara dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan hal tersebut menjadi katalis positif bagi BJBR. Artinya BJBR mendapatkan kesempatan dalam penempatan dana. “Apabila dana tersebut dapat terserap dengan baik, tentunya hal ini dapat meningkatkan kualitas serta kepercayaan publik terhadap BJBR,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (28/7).

Sementara analis Maybank Kim Eng Sekuritas Rahmi Marina dalam risetnya pada 15 Juli 2020 menuliskan bahwa suntikan likuiditas terhadap BJBR hanya menjadi katalis positif yang bersifat sementara. “Dengan adanya likuiditas tambahan, walau bersifat sementara, hal tersebut setidaknya bisa mendorong loan to deposit ratio (LDR) milik BJBR hingga mencapai 90% pada akhir tahun ini,” ujar Rahmi dalam riset.

Baca Juga: Pemerintah tempatkan dana Rp 11,5 triliun di tujuh BPD, simak daftarnya

Tak hanya mendapat suntikan likuiditas, saat ini BJBR juga tengah melakukan proses merger dengan Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Dikabarkan, proses merger kedua bank tersebut sedang menantikan proses due diligence. Setelah pada 23 April 2020, letter of intent (LOI) sudah ditandatangani oleh masing-masing pemegang saham pengendali terakhir.

Okie menilai rencana tersebut sebenarnya tidak terlalu memengaruhi kinerja BJBR pada tahun ini. Pasalnya, rasio kecukupan modal dari BJBR sejauh ini masih berada di atas rasio wajar. Selain itu, sinergi kedua bank tersebut dinilai lebih sebagai upaya pemerintah dalam menyelamatkan BEKS

Sementara analis Mega Kapital Sekuritas Danny Eugene dalam risetnya mengatakan terdapat syarat yang harus dipenuhi agar merger tersebut bisa menguntungkan.

“Menurut kami, merger ini bisa menguntungkan selama manajemen bisa memperbaiki performa BEKS ketika sudah merger. Proyeksi kami, merger ini dapat meningkatkan total aset BJBR sebesar 9%, namun akan menurunkan net income 9%,” tulis Danny dalam riset.

Baca Juga: Bank Banten berencana rights issue untuk menadah modal baru

Kinerja BJBR

Rahmi mengatakan BJBR berhasil melanjutkan performa mentereng, khususnya pada ekspansi kredit. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekspansi kredit sebesar 10% pada lima bulan kemarin secara year on year (yoy). Rahmi menyebut, angka tersebut merupakan yang tertinggi di antara emiten bank yang di-cover oleh Maybank Kim Eng yang angkanya hanya berkisar 0,7%-7,4%.

“Namun, untuk laba bersih sepanjang semester satu, kami perkirakan akan flat sebesar Rp 800 miliar. Tapi dengan BJBR yang pinjaman gajian dan pinjaman kepada pensiunan, BJBR seharusnya mampu menjaga NPL di level 1,65% pada semester I-2020, turun dari periode yang sama tahun 2019 sebesar 1,74%,” jelas Rahmi.

Lebih lanjut, Rahmi menilai dengan akan adanya kenaikan pada biaya provisi, akan membuat NPL coverage BJBR tetap di atas 150% pada semester I-2020. Sementara dari restrukturisasi kredit yang terimbas pandemi virus corona, jumlahnya mencapai Rp 1,1 triliun pada paruh pertama kemarin. Rahmi menyebut hal tersebut masih sejalan dengan guidance BJBR pada tahun ini yang sebesar Rp 3,3 triliun atau 4% dari total pinjaman.

Baca Juga: Cermati saham-saham berikut ini setelah penurunan suku bunga acuan

Sementara sepanjang tahun ini, Danny memproyeksikan total aset BJBR dapat tumbuh 6,6% menjadi Rp 131 triliun. Kenaikan itu didorong oleh total pertumbuhan kredit sebesar 9% menjadi 96 triliun. Sementara total deposit hanya tumbuh 3,6% menjadi Rp 87 triliun dan total equity tumbuh 4,5% menjadi 12,6 triliun.

“Sementara untuk net revenue setelah biaya provisi akan tumbuh 16% pada tahun ini ke level Rp 7,9 triliun, didorong oleh interest income yang tumbuh 16,3% menjadi Rp 14,1 triliun. Namun net income akan mengalami koreksi sebesar 19,4% menjadi Rp 1,3 triliun,” ujar Danny.

Danny menganggap salah satu keunggulan BJBR adalah kemampuan bank ini untuk menyediakan pembagian dividen dengan rasio payout yang tinggi, yakni lebih dari 50%. Sementara pada tahun ini, hitungan Danny rasionya akan mencapai 57,4% dengan total dividen mencapai Rp 721 miliar.

Dengan berbagai kondisi tersebut, Rahmi memperkirakan laba usaha BJBR pada tahun ini mencapai Rp 8,56 triliun dengan laba bersih 1,64 triliun. Ia pun merekomendasikan untuk beli saham BJBR dengan target harga Rp 1.450 per saham.

Sementara Danny dan Okie juga sama-sama untuk merekomendasikan beli BJBR dengan target harga masing-masing Rp 1.210 dan Rp 1.180 per saham. Harga saham BJBR pada hari ini melemah 2,05% ke Rp 955 per saham.

Baca Juga: Walau tipis, Bukopin dan Bank BJB catat penurunan laba di kuartal I 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×