Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Rabu (22/3) tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price naik sebesar 0,06% ke level 114,35 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra berpendapat bahwa volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp 14,93 triliun dari 41 seri SUN yang diperdagangkan, di mana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 4,45 triliun.
Obligasi Negara seri FR0061 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp 2,04 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata-rata 100,57% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp 2,03 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata - rata 105,04%.
Adapun Obligasi Negara seri FR0059 menjadi SUN yang paling sering diperdagangkan, sebanyak 91 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp 1,11 triliun yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072, sebanyak 78 kali transaksi senilai Rp 1,25 triliun.
Dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 533,70 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A (ASDF03ACN3) dan Obligasi I Ciputra Residence Tahun 2014 Seri B (CTRR01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, masing - masing senilai Rp80 miliar dari 5 kali dan 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,15% dan 104,875%.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 11,00 pts (0,08%) di level 13.329 per dollar Amerika seiring dengan penguatan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13.321 hingga 13.352 per dollar Amerika.
"Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam dua hari berturut - turut bergerak seiring dengan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika," papar Made.
Mata unag Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Won Korea Selatan (KRW). Sedangkan mata uang Yen Jepang (JPY) ditutup dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News