kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,48   -1,25   -0.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumber Daya Terindikasi Proyek Tembaga Tujuh Bukit Merdeka Copper (MDKA) Naik 71%


Selasa, 09 April 2024 / 12:00 WIB
Sumber Daya Terindikasi Proyek Tembaga Tujuh Bukit Merdeka Copper (MDKA) Naik 71%
ILUSTRASI. Aktivitas kawasan pertambangan Tujuh Bukit milik Merdeka Copper Gold (MDKA) di Banyuwangi, Jawa Timur (7/9/2023).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencapai progres yang positif pada Proyek Tembaga Tujuh Bukit (TB Copper Project). Per Maret 2024, report Mineral Resource Estimate (MRE) mencatatkan kenaikan signifikan sumber daya terindikasi (indicated resources) pada proyek yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur.

Terdapat peningkatan lebih dari 300 juta ton dari sumber daya terindikiasi atau naik sekitar 71% dari sebelumnya 442 juta ton menjadi sebesar 755 juta ton. Total kandungan sumber daya mineral terindikasi dan tereka (inferred) proyek ini juga meningkat dari 1,706 miliar menjadi 1,738 miliar ton dengan kandungan tembaga 0,47% dan emas 0,5 gr/ton.

Peningkatan ini mengonversi sumber daya mineral terindikasi dari 2,7 juta ton tembaga menjadi 4,5 juta ton tembaga dan dari 9,4 juta ounces emas menjadi 16,1 juta ounces emas. Sehingga, total sumber daya mineral Proyek Tembaga Tujuh Bukit naik dari semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, menjadi 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas.

General Manager Merdeka Copper Gold, Tom Malik, mengungkapkan kenaikan sumber Proyek Tembaga Tujuh Bukit tersebut menjadi wujud komitmen transformasi unit bisnis Grup Merdeka. Dari proyek dan operasi yang sedang berjalan saat ini menuju proyek-proyek dan operasi tambang kelas dunia dengan umur tambang yang panjang.

Adapun, Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase pra-produksi. MDKA memiliki 100% saham dalam proyek yang terletak di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, yang dioperasikan oleh anak perusahaan MDKA, PT Bumi Suksesindo.

Baca Juga: Saratoga (SRTG) Beli 187,61 Juta Saham Merdeka Copper Gold (MDKA)

Sejak tahun 2018, MDKA telah menginvestasikan US$ 176 juta untuk studi kelayakan yang terperinci. Termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis, dan studi pra-kelayakan (Pre-feasibility study atau PFS) yang rampung pada Mei 2023. 

PFS tersebut menegaskan manfaat ekonomi yang tinggi untuk pengembangan tambang bawah tanah yang berumur panjang dan signifikan secara global, dengan pendekatan bertahap. Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 112.000 ton tembaga dan 366.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.

Adapun sepanjang tahun 2023, MDKA menginvestasikan US$ 44 juta untuk pekerjaan kelayakan guna memajukan proyek, termasuk pengeboran definisi sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis.

Selain temuan sumber daya, MDKA tengah melakukan proses eksplorasi yang cukup masif di sekitar operasi yang berizin, untuk terus menemukan potensi-potensi sumber daya mineral lainnya dengan cara yang efektif dan efisien. 

Tom bilang, saat ini MDKA fokus mengoptimalkan kinerja dan memulai menyusun bankable feasibility study yang dapat lebih diandalkan. Optimalisasi tersebut mencakup pengembangan metalurgis untuk meningkatkan perolehan logam yang dapat diekstrak dari bijih dan meningkatan kualitas bijih yang ditambang.

"Tentu di dalam implementasinya, MDKA berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya-upaya keberlanjutan, mengambil langkah-langkah inovatif, dan menjaga standar tinggi dalam praktik-praktik ESG," tandas Tom dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, belum lama ini.

Adapun dari sisi kinerja, dalam tahun buku 2023 MDKA mencetak kenaikan pendapatan yang cukup signifikan. Meski begitu, perolehan laba MDKA justru merosot, bahkan berbalik membukukan kerugian.

Emiten komoditas mineral yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Garibaldi "Boy" Thohir ini meraup pendapatan usaha sebesar US$ 1,70 miliar pada tahun 2023. Melonjak 96,21% dibandingkan capaian tahun 2022 yang kala itu mencapai US$ 869,87 juta.

MDKA membukukan laba tahun berjalan senilai US$ 5,66 juta pada tahun buku 2023. Hasil ini mencerminkan penurunan sebanyak 91,27% dibandingkan laba tahun berjalan 2022 yang kala itu mencapai US$ 64,84 juta.

Dari jumlah tersebut, MDKA mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 20,65 juta. Berbalik dari posisi laba bersih US$ 58,42 juta pada tahun 2022.

Pada laporan tahun buku 2023 itu, MDKA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali senilai US$ 26,32 juta. Melejit 309,96% dibandingkan posisi US$ 6,42 juta pada tahun buku 2022.

Selain proyek Tembaga Tujuh Bukit, Grup Merdeka memiliki sejumlah proyek dari hulu tambang hingga hilirisasi yang digarap MDKA maupun anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Di antaranya, proyek emas Pani di Gorontalo, proyek AIM (Acid, Iron, Metal), proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) dan tambang nikel Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×