Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran produk investasi syariah ritel milik pemerintah yakni sukuk tabungan seri ST004 resmi ditawarkan ke investor, Jumat (3/5). Tingkat imbal hasil atau kupon ST004 sebesar 7,95% untuk periode pertama 28 Mei sampai dengan 10 Agustus 2019
Besaran kupon ini mengacu dari tingkat bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 6% plus spread sebesar 195 basis poin (bps) atau 1,95%. Kemudian tingkat kupon selanjutnya disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai jatuh tempo.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, kupon tersebut bersifat floating floor. Artinya ada referensi dari bunga acuan BI dengan spread tetap sebesar 195 bps.
Jika dibandingkan ST003 yang menawarkan kupon sebesar 8,15%, kupon sukuk tabungan ST004 lebih rendah 20 bps. Namun, kupon sebesar 7,95% sebetulnya sudah diberlakukan sejak penawaran saving bond ritel seri SBR004. Berdasarkan Bloomberg, yield obligasi di Indonesia dalam sepekan ini naik 1,36% ke level 7,85% pada Jumat (3/5).
Menurut Luky, sentimen eksternal dan internal turun mempengaruhi penawaran kupon sukuk tabungan kali ini. The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu lalu (1/5), memutuskan menahan suku bunga acuan di level 2,25%-2,5%. Ini di luar ekspektasi pasar yang memprediksi ada pemangkasan suku bunga.
Sementara pada pekan lalu, BI sudah mengambil langkah terlebih dulu dari The dengan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-DRR di level 6%.
Seperti seri sebelumnya, pemerintah menetapkan target indikatif mencapai sebesar Rp 2 triliun dari ST004. “Optimistis bisa tembus target karena sebentar lagi memasuki Ramadan,” kata Luck dalam acara peluncuran sukuk tabungan ST004 di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Jumat (3/5).
Momentun itulah yang dimanfaatkan DJPPR, sebab para pekerja biasanya akan mendapatkan tunjangan hari raya (THR) pada pertengahan bulan depan.
Sejalan, pengamat pasar obligasi Anil Kumar menilai, bonus THR umumnya sebesar 50% dari gaji sehingga ada kecenderungan investor menyisihkan pendapatannya.
“Meski pada Ramadan indeks konsumsi bertambah, tapi tidak secara drastis. Antara penghasilan dan konsumsi masih berimbang. Investasi masih punya porsi sendiri sehingga target ST004 sangat mungkin tercapai,” kata Anil kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).
Ia menambahkan, pada dasarnya investor obligasi ini memiliki segmen tersendiri. Imbal hasil yang ditawarkan pun masih menggiurkan. “Dengan nominal Rp 1 juta sudah bisa dapat imbal hasil 7,95% yang belum mungkin bisa didapat dari deposito,” tutur Anil.
Selain menawarkan instrumen yang menarik, Luky mengatakan, dengan berinvestasi di ST-004 ini, masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam membangun negeri. Untuk sukuk tabungan seri kali ini, dananya akan digunakan untuk pendidikan baik infrastruktur dan non-infrastruktur di universitar negeri luar pulau Jawa.
Asal tahu saja, masa penawaran untuk suku tabungan seri ini berlangsung mulai 3 Mei hingga 21 Mei 2019, dengan minimum pemesanan Rp 1 juta dan maksimum pemesanan Rp 3 miliar. ST-004 memiliki tenor dua tahun dan akan jatuh tempo pada 10 Mei 2021.
ST004 tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, instrumen ini dapat dicairkan sebagian pada periode early redemption yang berlangsung sejak 23 April hingga 4 Mei 2020. Nilai maksimal early redemption yang dapat diajukan sebesar 50% dari tiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing mitra distribusi.
Adapun mitra distribusi ST004 meliputi PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRISyariah Tbk, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Danareksa Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (Tanamduit), PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee), PT Investree Radhika Jaya, dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News