Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
YOGYAKARTA. Perlahan, transaksi perdagangan sukuk ritel (sukri) di pasar sekunder mulai mencair. Hal itu tecermin dari meningkatnya nilai transaksi harian obligasi dalam bentuk surat berharga syariah negara (SBSN) yang diterbitkan pemerintah tersebut.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai rata-rata transaksi harian sukri seri 003 hingga 13 April 2011 mencapai Rp 294,53 miliar. Jika dibandingkan sukri 002 terjadi peningkatan tiga kali lipat. Nilai rata-rata transaksi harian sukri 002 sebesar Rp 72,49 miliar. Adapun pada sukri pertama nilai transaksinya hanya Rp 16,13 miliar per hari.
"Investor sudah mulai trading di pasar sekunder, sebelumnya kan rata-rata dipegang sampai jatuh tempo," ujar Kepala Diviasi Perdagangan Surat Utang dan Derivatif BEI Erna Dewayani, Jumat (15/4).
Selain nilai transaksi, rata-rata frekuensi perdagangan harian sukri di pasar sekunder juga meningkat. Sebagai perbandingan, frekuensi perdagangan sukri 003 terjadi sebanyak 43 kali per hari. Sukri 002 hanya 25 kali ditransaksikan per harinya oleh investor. Sedangkan sukri 001 hanya 11 kali per hari. Erna berharap, ke depan, transaksi sukri di pasar sekunder makin likuid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News