Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan dari 4,5% menjadi 4,25%. Dengan pelonggaran moneter yang masih terus diperlukan, peluang pemangkasan kembali suku bunga acuan masih terbuka lebar.
Fund Manager Avrist Asset Management (AM) Ika Pratiwi Rahayu mengatakan dengan pergerakan suku bunga acuan yang berada dalam tren penurunan, imbal hasil reksadana pasar uang pun diproyeksikan akan ikut turun.
“Proyeksi imbal hasil reksadana pasar uang akan turun seiring dengan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) serta menyesuaikan dengan suku bunga penjaminan simpanan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” kata Ika kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Baca Juga: IHSG menghijau, seluruh reksadana kompak catatkan kinerja positif
Kendati imbal hasil cenderung turun, Ika bilang reksadana pasar uang masih punya prospek yang menarik ke depan. Ika menilai imbal hasil reksadana pasar uang masih akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan simpanan deposito.
“Reksadana pasar uang tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah kondisi pandemi ini. Hal ini dikarenakan sifat produknya yang relatif likuid dan memiliki risiko rendah serta imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan simpanan deposito,” tambah Ika.
Salah satu produk reksadana pasar uang miliki Avrist AM adalah Avrist Ada Kas Mutiara. Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana Avrist Ada Kas Mutiara berhasil tumbuh 0,46% secara bulanan di sepanjang Mei. Kinerja tersebut lebih baik dari kinerja rata-rata reksadana pasar uang yang tumbuh 0,36% pada periode yang sama.
Jika sejak awal tahun, Avrist Ada Kas Mutiara telah mencatatkan pertumbuhan hingga 2,40%. Catatan tersebut juga lebih tinggi dari rata-rata reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta Money Market Fund Index yang tumbuh 2,02%.
Baca Juga: Suku bunga turun, Panin AM berharap return reksadana pendapatan tetap bisa 10%
Ika mengatakan, Avrist AM menggunakan strategi untuk memberikan imbal hasil yang menarik melalui penambahan porsi surat utang (obligasi atau sukuk) dengan tenor di bawah satu tahun pada portofolionya.
“Jika surat utang adalah surat utang korporasi maka pemilihan melalui proses yang selektif. Mulai dari segi rating dan proyeksi kinerja keuangan korporasi tersebut,” jelas Ika.
Dengan kondisi saat ini, Ika memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang di akhir tahun 2020 akan ada di antara 5.0% - 5.3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News