kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suku Bunga The Fed Tinggi, Dolar AS Dipandang Masih Prospektif pada Tahun Depan


Minggu, 04 Desember 2022 / 21:55 WIB
Suku Bunga The Fed Tinggi, Dolar AS Dipandang Masih Prospektif pada Tahun Depan


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja dolar Amerika Serikat (AS) masih cukup prospektif di tahun depan. Kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed masih akan menopang penguatan mata uang Paman Sam tersebut.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan bahwa upaya bank Sentral yang bergerak cepat dalam menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi sukses menempatkan USD dalam posisi unggul. Dolar AS telah menjadi mata uang cadangan sekaligus safe haven asset atau aset investasi yang aman.

Upaya yang dilakukan pada akhirnya memojokkan mata uang emerging menjadi kurang menarik. Apalagi kinerja komoditas mencatatkan harga yang mengecewakan sehingga membebani negara seperti Indonesia.

Terkait melemahnya indeks dolar AS belakangan ini, Sutopo berujar bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga yang lebih rendah. Di sisi lain, yield obligasi AS tenor 10 tahun mengalami penurunan.

Baca Juga: Bukan Hanya Dolar AS, Ini Pilihan Investasi Valas di Tahun 2023

"Karena itulah terjadinya penguatan pada sejumlah mata uang counter dolar AS sehingga membuat pasar kembali memasuki mode risk on," ucap Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (4/12).

Namun, Sutopo menilai, kemungkinan jatuhnya dolar AS tidak akan bertahan lama dan dapat menyebabkan pelemahan ulang pada Rupiah. Sebab, bagaimanapun kenaikan suku bunga The Fed nampaknya akan berlanjut mengingat inflasi yang masih dua kali lipat dari target bank sentral.

Seperti diketahui, penguatan dolar AS di sepanjang tahun ini memang terdorong oleh kebijakan suku bunga The Fed. Secara year to date (YTD), dolar AS berhasil menguat terhadap rupiah sebesar 8,14% menuju level Rp 15,425 pada akhir perdagangan Jumat (2/12).

Selain itu, pelonggaran sejumlah lockdown di China akan menimbulkan sentimen positif setelah terjadinya serangkaian aksi protes. Pada gilirannya akan mengangkat harga komoditas.

Dengan demikian, mata uang komoditas layak pula dicermati di tahun depan sebagai pilihan investasi pada valuta asing. Mata uang seperti CAD, AUD, NZD kemungkinan akan mendapat dukungan lebih baik di tahun depan, termasuk Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×