kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Suku Bunga Naik pada 2023, Simak Rekomendasi Saham Ciputra Development (CTRA)


Kamis, 05 Januari 2023 / 21:14 WIB
Suku Bunga Naik pada 2023, Simak Rekomendasi Saham Ciputra Development (CTRA)
ILUSTRASI. Unit perumahan CitraGarden Serpong yang dikembangkan PT Ciputra Residence, anak usaha PT Ciputra Development Tbk (CTRA).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan suku bunga yang potensial berlanjut pada 2023 akan menjadi tantangan bagi perusahaan properti, termasuk PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, eksposur proyek CTRA terhadap suku bunga cukup besar.

Berdasarkan data sembilan bulan pertama 2022, sekitar 60% marketing sales CTRA menggunakan jenis pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sejak tahun 2019, sekitar 50% penjualan CTRA juga menggunakan KPR.

Untuk tahun 2023, Jono memprediksi marketing sales CTRA akan tumbuh flat dibanding 2022. Pasalnya, ada sejumlah sentimen negatif bagi sektor properti di tahun ini.

Mulai dari sudah tidak adanya insentif pajak, suku bunga acuan yang terus naik, hingga ancaman resesi yang berpotensi melemahkan daya beli. Tahun 2022 juga merupakan high-base sehingga akan terjadi normalisasi pertumbuhan marketing sales pada 2023.

Baca Juga: Ketidakpastian Pasar Hambat Pertumbuhan Investasi di Industri Reksadana Selama 2022

"Sementara top-line dan bottom-line kemungkinan akan tumbuh single digit karena proyek yang terjual di 2022 kemungkinan akan dilakukan serah terima di 2023," ungkap Jono saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (5/1).

Sepanjang Januari-September 2022, pendapatan CTRA naik 9% year on year (yoy) menjadi Rp 7,2 triliun. Kemudian, laba bersih inti CTRA meningkat 33% yoy menjadi Rp 1,8 triliun.

Dalam riset tanggal 8 November 2022, Analis DBS Group Research Equity Andrea Saraswati mengatakan, era suku bunga tinggi akan berdampak pada weighted average cost of capital (WACC) yang lebih tinggi. Akan tetapi, CTRA berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi tantangan ini.

Mengingat, CTRA mempunyai proyek-proyek yang beragam dan eksposur yang lebih besar ke segmen menengah ke bawah. Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, CTRA mencatatkan kinerja marketing sales yang kuat, yakni Rp 6,6 triliun atau 78% dari target marketing sales 2022 sebesar Rp 8,4 triliun.

 

Andrea menilai, pencapaian ini mengindikasikan kuatnya permintaan properti, khususnya di daerah luar Jawa seperti Medan dan Makassar. CTRA merupakan pengembang properti yang paling kuat untuk area luar Jawa.

Baca Juga: Ciputra Development Tbk (CTRA) Sebut Prospek Bisnis Penjualan Ruko Masih Menjanjikan

Di antara pengembang lainnya yang listing di Bursa Efek Indonesia, CTRA menjadi perusahaan yang paling beragam dengan kepemilikan lebih dari 70 proyek yang tersebar di 33 kota.

Proyek-proyek andalannya biasanya berkontribusi sebesar 13%-19% terhadap total marketing sales. Oleh karena itu, ini memberi CTRA keunggulan kompetitif atas pemain properti lainnya, yang biasanya bergantung pada satu atau dua proyek di Jawa.

Bernada serupa, Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan melihat, pengetatan ekonomi berpotensi memengaruhi sektor properti pada 2023. Manajemen CTRA memprioritaskan cluster yang ada untuk mencapai marketing sales.

"CTRA juga memiliki rencana untuk mengembangkan properti seluas 300 hektare untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN)," kata Rudy dalam riset tanggal 2 Januari 2023.

Rudy merekomendasikan buy CTRA dengan target harga Rp 1.050 per saham. Begitu juga dengan Andrea yang merekomendasikan buy CTRA dengan target harga Rp 1.200 per saham, mencerminkan 9,3x  price-to-earnings (PE) 2023.

Baca Juga: Di Tengah Kenaikan Bunga, Prospek Pasar Ruko Tetap Terbuka Lebar Tahun Depan

Yang menjadi risiko investasinya adalah pertumbuhan marketing sales yang lebih lambat dari perkiraan serta penurunan pendapatan lanjutan dari mal dan hotel. Kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan juga dapat mengurangi permintaan properti.

Jono juga merekomendasikan CTRA dengan target harga Rp 1.350. CTRA disukai karena ekspansi agresifnya ke luar Jawa dan beberapa strategi Joint Operation (JO) dengan pengembang lokal, yang terbukti mempercepat ekspansinya ke daerah-daerah baru dengan belanja modal yang relatif lebih rendah.

Landbank yang melimpah di lokasi yang terdiversifikasi dengan baik, ROE yang unggul, dan neraca yang sehat yang ditandai dengan rasio interest coverage yang lebih tinggi juga menjadi kelebihan CTRA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×