Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi pemerintah masih menarik meski suku bunga acuan sedang dalam tren naik. Terbaru, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75% pada Selasa (23/8).
Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengatakan pergerakan suku bunga acuan dipengaruhi beberapa faktor eksternal dan perubahan kebijakan moneter.
Menurut Dimas, saat ini pasar sudah mengantisipasi kalau suku bunga naik.
"Kalau suku bunga dinaikkan pasar sudah ekspetasi dan walaupun kenaikan ditunda bulan depan atau dua bulan lagi masih diekspetasi market," ujarnya, Selasa (23/8).
Baca Juga: Pemerintah Patok Target Awal Penjualan SR017 Rp 10 Triliun
Dimas mengatakan, prospek obligasi pemerintah jika dibandingkan obligasi korporasi yang longterm di atas 3 tahun, kemungkinan sama hal ini menarik karena karena kupon yang ditawarkan hampir mirip.
Imbal hasil atau yield obligasi pemerintah saat ini berada dilevel 7%. Jika dibandingkan dengan inflasi yang terjadi dan perbaikan fundamental ekonomi, menurut Dimas, seharusnya pergerakan yield akan terus turun.
Menurut Dimas, sentimen yang mempengaruhi pergerakan yield obligasi pemerintah saat ini masih berasal dari pergerakan inflasi. "Menurut saya itu data inflasi masih menjadi penggerak untuk naik atau turun yield," ucapnya
Dimas menerangkan, posisi Indonesia secara fundamental sebenarnya cukup menarik jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Sehingga porsi investor asing di surat utang pemerintah harusnya terus meningkat. "Sekarang sudah mulai terlihat inflow yang terjadi," ujarnya.
Baca Juga: Pekan Ketiga Agustus, Modal Asing Rp 3,01 Triliun Masuk ke RI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News