kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Suku Bunga Diramal Naik, Ini Rekomendasi Saham Emiten Perbankan dari Analis


Rabu, 22 Juni 2022 / 07:30 WIB
Suku Bunga Diramal Naik, Ini Rekomendasi Saham Emiten Perbankan dari Analis


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksi akan meningkatkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar Rabu (22/6) dan Kamis (23/6) mendatang.

Head of Research Reliance Sekuritas Alwin Rusli memprediksi tingkat suku bunga acuan akan naik, untuk menyeimbangkan kebijakan yang diambil oleh The Fed.

Dengan naiknya tingkat suku bunga, Alwin bilang ada kesempatan bagi emiten perbankan untuk meningkatkan net interest margin (NIM) karena giro wajib minimum yang ditempatkan bank ke BI meningkat. Sehingga, dapat menaikkan peroleh bunga emiten perbankan.

Alwin menilai meningkatnya suku bunga BI diperkirakan akan membuat stabil kondisi pasar, mengingat The Fed sudah menaikkan tingkat suku bunga cukup tinggi dan kurs tukar mata uang rupiah diperkirakan akan kembali normal.

Baca Juga: Melirik Saham-saham Emiten Perbankan yang Masih Menarik

Ia menambahkan, kenaikan tingkat suku bunga akan meningkatkan NIM emiten perbankan, namun secara tidak langsung kenaikan tingkat suku bunga sentral ini merupakan kebijakan yang memperlambat ekonomi.

"Dan hal ini akan memperlambat pendistribusian kredit dari perbankan kepada masyarakat, sehingga tingkat pertumbuhan kredit perbankan akan menurun secara bertahap," katanya, Selasa (21/6).

Selain sentimen kenaikan suku bunga, Alwin juga melihat sentimen lain untuk saham sektor perbankan yakni mengenai restrukturisasi para debitur dari masa pandemi covid-19. Dikabarkan program restrukturisasi mulai perlahan dikurangi karena alasan pertumbuhan ekonomi sudah mulai pulih.

Dengan demikian, tingkat non performing loan (NPL) para emiten perbankan diperkirakan akan turun, namun bagi bisnis-bisnis yang masih terdampak oleh masa pandemi tentunya penghentian restrukturisasi kredit akan mengancam operasionalnya.

Menurutnya, saham-saham bank besar masih relatif aman, apalagi ketika ekonomi sudah mulai pulih. Selain itu, Indonesia dinilai memiliki fundamental ekonomi yang kuat, harga komoditas yang mengalami kenaikan justru mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) Akan Kembali Buyback Saham, Simak Rekomendasi Analis

"Ini dapat mendorong perusahaan-perusahaan yang berkaitan untuk menggenjot kinerja mereka, untuk itu mereka memerlukan pendanaan agar bisa lari lebih kencang, dan Bank adalah salah satu lembaga yang dapat memfasilitasi pendanaan tersebut," paparnya.

Oleh karena itu ia memandang saham-saham perbankan masih cukup menarik untuk dibeli. Alwin menjagokan emiten perbankan yang mengalami pertumbuhan kinerja dan melakukan efisiensi dari segi biaya.

Dari saham bank-bank besar yang ada, ia memilih BBRI dan BBNI karena tingkat pertumbuhan laba bersih yang meningkat dengan sangat pesat. Ia memberikan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.275, dan buy saham BBNI dengan target harga di Rp 10.200.

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×