kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Suku bunga dipangkas, harga obligasi pemerintah justru terkoreksi


Kamis, 10 November 2011 / 19:00 WIB
ILUSTRASI. Promo Hypermart weekday 23 Desember 2020 menawarkan produk-produk segar kebutuhan rumah tangga. Aktivitas di gerai ritel modern Hypermart, Jakarta, Senin (01/06). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 6%, belum berpengaruh terhadap harga obligasi pemerintah. Harga obligasi yang tercermin dari indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) justru tercatat melemah, sore ini.

Indeks IDMA pada Kamis (10/11) ditutup turun tipis ke level 108,17, dari posisi kemarin di 108,24. Kemarin, indeks IDMA sebagai acuan harga obligasi pemerintah mencetak level tertinggi di tahun ini.

Sementara, untuk yield obligasi pemerintah juga tercatat masih naik, sore ini. Misalnya, yield untuk Seri FR0053 bertenor 10 tahun yang ternagkat 9 basis poin menjadi 6,26% pada Kamis (10/11) sore, dari posisi kemarin di 6,17%.

Analis obligasi Trimegah Securities Imam MS menilai, penurunan suku bunga belum langsung memberi efek signifikan pada perdagangan obligasi hari ini. Apalagi, dalam tiga hari terakhir, indeks IDMA tersebut sudah naik hingga mencetak rekor. "Pergerakan harga obligasi juga terseret oleh mencuatnya krisis global," ujarnya, hari ini (10/11).

Meski begitu, Imam meyakini, penurunan suku bunga bisa menjadi katalis untuk harga obligasi pemerintah terus reli. "Seharusnya, langkah BI itu akan berdampak positif untuk tren pergerakan harga obligasi pemerintah. Dengan resiko berinvestasi (Credit Default Swap/CDS) yang mendaki, maka, penurunan bunga acuan akan menghambat peluang terkoreksinya harga obligasi pemerintah," urai Imam.

Sebagai informasi, CDS bertenor 10 tahun terus melonjak naik sebesar 13,03% ke posisi 275,04 pada penutupan Rabu (9/11), dari 243,33 pada akhir pekan kemarin (4/11).

Ariawan, analis obligasi Mega Capital Indonesia menyebut, dengan potensi kemungkinan Indonesia mendapatkan investment grade di 2012 nanti, maka ini waktu yang tepat bagi investor untuk masuk di Surat Utang Negara (SUN). Dia memproyeksi, untuk periode jangka panjang, dengan suku bunga acuan yang rendah, kemungkinan besar harga obligasi pemerintah akan terus mendaki.

"Hal itu mengingat dalam periode jangka panjang, sentimen domestik akan lebih mendominasi. Walaupun dalam jangka pendek, pengaruh global juga akan menghambat reli SUN," kata Ariawan.

Imam bahkan melihat peluang indeks IDMA menyentuh level 110 seperti di saat awal tahun ini. "Dengan syarat volatilitas global juga tidak semakin parah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×