kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses melewati tiga kali krisis keuangan, begini strategi MAMI jadi yang terbaik


Selasa, 05 Oktober 2021 / 23:50 WIB
Sukses melewati tiga kali krisis keuangan, begini strategi MAMI jadi yang terbaik
ILUSTRASI. MAMI menyadari investor tidak boleh sekedar disodori janji imbal hasil tapi harus memberi edukasi. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak mudah bagi pengelola dana melewati masa pandemi. Aset investasi yang merosot dan kekhawatiran pemodal akan penempatan investasi membuat pengelola dan seperti manajer investasi harus pandai meyakinkan investor. 

Integritas menjadi hal penting bagi manajer investasi untuk bisa mendapatkan kepercayaan diri nasabah. Tidak tentang bagaimana Anda mendapatkan hasil investasi yang terbesar. Tapi bagaimana menjaga pengelolaan dana prudent dan bisa menenangkan para investor. Begitu pula yang menurut PT Manulife Aset Manajemen Indonesia paling penting dilakukan. 

Hal ini terbukti berhasil membuat manajer investasi yang kerap disebut dengan MAMI mampu melewati berbagai tantangan. Pengelola dana yang kini berusia 25 tahun ini, telah melewati berbagai krisis mulai dari krisis keuangan Asia pada tahun 1997. Dan krisis keuangan yang bermula dari subprime mortgage pada tahun 2007-2008 sampai kini krisis karena pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Perjalanan 25 tahun MAMI turut mengembangkan industri reksadana Indonesia

Di awal berdiri tahun 1996, MAMI berdiri dengan nama PT Dharmala Aset Manajemen berselang dua tahun manajer investasi harus menghadapi krisis moneter. Nilai tukar rupiah anjlok hingga mencapai Rp 16.800 per dollar AS. Ini menjadi pelemahan terdalam bagi rupiah sepanjang sejarah Indonesia. 

Pada tahun yang sama yakni 1998, Dharmala Aset Manajemen bertransformasi menjadi PT Dharmala Manulife Aset Manajemen dan kemudian menjadi Manulife Aset Manajemen pada 4 November 1998. Tapi bukan itu yang penting, di tengah krisis terburuk saat itu manajer investasi yang kini berusia 25 tahun ini mampu menilik peluang dengan menerbitkan reksadana perdananya. 

MAMI meluncurkan reksadana saham Phinisi Dana Saham pada 11 Agustus 1998, terinspirasi dari kapal khas Indonesia yang tahan terjangan ombak. Filosofi tersebut seakan mantra bagi MAMI karena dalam waktu enam tahun sejak peluncuran produk pertama. Dana kelolaan MAMI tumbuh hingga mencapai Rp 12 triliun pada tahun 2004. 

Hambatan yang dialami oleh dunia investasi tidak berhenti sampai di situ. Krisis ekonomi kembali terjadi lagi. Tahun 2008, krisis global berawal dari subprime mortgage kembali menghempas pasar modal di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 50%. 

Dana kelolaan reksadana secara industri anjlok menjadi Rp 74,07 triliun dari tahun 2007 sebesar Rp 92,19 triliun. "Satu yang pasti komitmen MAMI adalah menjaga kepercayaan para sahabat dalam mengelola investasi. Kami tidak pernah memberi janji tapi kami buktikan dengan prestasi," kata Presiden Direktur MAMI Afifa.

Tak heran saat melewati krisis ekonomi karena pandemi Covid-19, MAMI terbukti mampu bertahan. Di tengah hantaman krisis kesehatan dan ekonomi global di tahun lalu, total dana kelolaan alias aset under management (AUM) meningkat 30% menjadi Rp 97,2 triliun. 

Baca Juga: MAMI jadi pemilik dana kelolaan reksadana syariah terbesar di Indonesia




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×