kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

SUGI jadi anggota baru MSCI small cap


Kamis, 16 Mei 2013 / 20:03 WIB
SUGI jadi anggota baru MSCI small cap
ILUSTRASI. 8 HP RAM 6GB harga 2 jutaan terbaik, dari Samsung A12 sampai Redmi Note 10S


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Masuknya PT Sugih Energy Tbk (SUGI) menjadi anggota baru Morgan Stanley Composite Indices (MSCI) membuat saham yang bergerak di eksplorasi dan produksi minyak dan gas ini makin diminati. 

Menurut Presiden Direktur Sugih Energy Andhika Anindyaguna, sejak dua tahun belakangan, perseroan cukup banyak melakukan aksi korporasi. Dimulai dengan Penawaran Umum Terbatas (PUT) atau right issue, perseroan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di pulau Sumatera ini lantas melakukan akuisisi blok migas. "Ini merupakan kabar baik untuk kami dan juga bagi stakeholder terkait," kata Andhika di Jakarta, Kamis (16/5). 

Lantaran masuk ke dalam peringkat MSCI Global Small Cap Indices, SUGI terus menggenjot kinerja dan fundamentalnya. Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Recapital Asset Management Pardomuan Sihombing mengatakan, sektor migas diperkirakan masih akan prospektif dalam jangka panjang. Permintaan migas dari pasar domestik bahkan melampaui penawaran yang ada, ini  terlihat dari asumsi APBN yang meleset hampir setiap tahun. 

"Kebutuhan migas untuk domestik terus meningkat. Jadi, investasi saham di sektor migas masih prospektif walaupun dalam jangka panjang," kata Pardomuan.

Sebagai catatan, ada 20 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk menjadi anggota baru Morgan Stanley Composite Indices untuk dua jenis indeksnya, yaitu MSCI Global Small Cap Indices dan MSCI Global Standard Indices. Ke depannya, seluruh saham tersebut berpotensi menjadi acuan investasi investor asing. 

Berdasarkan data MSCI, ada 17 saham yang menjadi anggota baru MSCI Global Small Cap Indices, yakni PT Ace hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS). Selanjutnya ada saham PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) dan PT Hanson International Tbk (MYRX). 

Berikutnya ada saham PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), PT Nirwana Development Tbk (NIRO), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Sugih Energy Tbk (SUGI) PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Ada empat perusahaan yang keluar dari komposisi MSCI Global Small Cap Indices, yakni PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG).

Sementara untuk indeks MSCI Global Standard Indices, MSCI baru memasukkan 3 perusahaan Indonesia yaitu: PT Bumi Serpong Damai Estate Tbk (BSDE), PT  Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). 

Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, ada kebanggaan bagi emiten jika sahamnya masuk ke radar Morgan Stanley. Sebab, Morgan Stanley adalah perusahaan investasi global, sehingga ada anggapan bahwa jika saham suatu perusahaan masuk ke indeks milik Morgan Stanley (MSCI), maka investor asing akan mencermati saham-saham tersebut untuk portofolio investasi mereka. 

"Di situlah timbul perspektif bahwa prospek dan image saham yang bersangkutan akan positif dalam beberapa periode ke depan serta sahamnya akan menjadi fokus investasi investor asing," ucap Reza. 

Lebih lanjut Reza mengungkapkan, MSCI bukanlah satu-satunya acuan investasi investor asing di suatu negara. Akan tetapi MSCI memang menjadi acuan investor asing dalam berinvestasi di suatu negara, khususnya Indonesia. "Biasanya ketika MSCI menggolongkan suatu saham untuk masuk ke indeks mereka, maka fundamental yang baik menjadi salah satu kriterianya," kata Reza. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×