kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah naik signifkan, harga saham emiten kertas masih bisa menguat


Selasa, 08 Desember 2020 / 20:16 WIB
Sudah naik signifkan, harga saham emiten kertas masih bisa menguat
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham dua emiten kertas milik Grup Sinar Mas menguat hingga dua digit selama sepekan terakhir. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) melonjak hingga 13,40%. Sementara itu, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik lebih tinggi hingga 29,18%. 

Jika dilihat sejak enam bulan terakhir, kenaikan harga saham kedua emiten itu telah melampaui 100%. INKP tercatat naik 107,35% dan TKIM menguat 131,22%. 

Head of Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengungkapkan, kenaikan harga saham pulp dan kertas tidak terlepas dari sentimen vaksin baik dari global maupun dalam negeri. Optimisme terhadap vaksin memberikan harapan ke sektor riil. Salah satunya, memunculkan kembali permintaan. 

"Kemudian ekonomi bisa menggeliat kembali dan dampak dari vaksin ini juga berpengaruh ke pulp dan kertas," jelasnya dalam acara Stock On Fire yang digelar secara daring melalui Instagram live, Selasa (8/12). 

Adapun laporan keuangan INKP dan TKIM yang bertumbuh positif secara tahunan year on year (yoy) maupun kuartalan (quartal on quartal) menjadi sentimen pendorong lainnya. 

Mengutip laporan keuangannya, bottom line kedua emiten itu masih bisa bertumbuh di tengah penjualannya yang tertekan. INKP mengalami kenaikan laba bersih hingga 20,75% yoy menjadi US$ 287,46 juta. 

Baca Juga: IHSG Naik 0,15%, Muncul INKP dan LPPF di Lima Besar Saham Paling Banyak Dibeli Asing

Sementara itu, bottom line TKIM juga terkerek 10,35% yoy menjadi US$ 168,26 juta. 

Di sisi lain, penjualan bersih INKP melorot hingga 11,15% yoy menjadi US$ 2,19 miliar. Penjualan TKIM tertekan lebih dalam hingga 21,41% yoy menjadi US$ 650,21 juta. 

Walau pendapatannya tertekan, Roger mengamati bottom line dua emiten itu terselamatkan penurunan beban penjualan dan keuntungan selisih kurs. 

Asal tahu saja, kinerja yang apik ini dibukukan di tengah harga pulp yang lebih rendah dibanding tahun lalu. Rata-rata harga pulp sejak Januari hingga November 2020 ini mencapai US$ 577 per ton. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, rata-rata harganya bisa mencapai US$ 680 per ton.

Walau rata-rata harganya lebih rendah, Roger mengamati pergerakan harga pulp dunia sedang menanjak saat ini. Pada bulan November 2020 kemarin, harga pulp naik ke level tertinggi sejak terjadinya Covid-19.

Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Agung Nugroho menambahkan, kenaikan harga ini terdorong pasokan pulp dunia yang berkurang. Sebab, di kuartal IV ini salah satu produsen pulp terbesar yang bersal dari Brasil sedang melakukan maintenance pabrik. 

Ke depan, Agung menilai saham di sektor pulp dan kertas masih menarik. Tren kedua saham ini punya potensi besar bergerak menguat hingga akhir tahun. 

Secara teknikal, INKP memiliki level resistance Rp 11.175 hingga Rp 11.300. Sementara itu level support-nya Rp 9.975 hingga Rp 9.825. Dengan beragam sentimen positif tadi, INKP memungkinkan menembus level Rp 12.425. Jika sedikit agresif, INKP bisa menyentuh Rp 13.700. Adapun stop loss berada di Rp 9.550. 

Sementara itu, TKIM memiliki level resistance di Rp 10.300 hingga Rp 10.675 dan level support di Rp 9.250 hingga Rp 8.850. Target harganya bisa mencapai Rp 11.500. Sementara stop loss di Rp 8.625. 

"Untuk volume, TKIM lebih bagus pergerakannya. Volume hariannya meningkat dari hari ke hari dibandingkan dengan INKP yang melonjak dari rata-rata volume harian," jelas Agung dalam kesempatan yang sama. 

Peluang yang baik ini masih akan berlanjut hingga tahun depan. Secara teknikal, INKP yang saat ini di Rp 10.675 memiliki level psikologis di sekitar Rp 11.000. Target terdekat, kemungkinan dalam kuartal I 2021, bisa di level Rp 13.000 atau bahkan menembus Rp 17.500. 

Sementara itu, TKIM saat ini masih bergerak di area Rp 9.875. Ekspektasi terdekatnya di level Rp 12.475 hingga Rp 14.450. 

Baca Juga: IHSG menguat di awal perdagangan Selasa (8/12), asing mencatat net sell

Melihat dalam kurun waktu dua tahun ke belakang, harga saham INKP dan TKIM pernah bisa menyentuh level tertingginya pada Juni 2018 di level Rp 20.700 dan Rp 18.450. "Jadi potensinya masih besar sekali," imbuhnya. 

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, kedua saham itu masih memiliki peluang untuk menguat lebih tinggi. Akan tetapi, dalam jangka pendek ada potensi koreksi terlebih dahulu. 

" Bagi para investor dapat melihat pergerakan harga selanjutnya untuk buy on weakness saja terlebih dahulu," ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/12). Adapun peluang penguatan TKIM bisa mencapai Rp 11.000 hingga Rp 11.500. Sementara itu, peluang INKP bisa mencapai Rp 11.800 hingga Rp 12.400. 

Dilihat dari fundamentalnya, Roger mengungkapkan, rata-rata standar deviasi INKP selama lima tahun terakhir berada di Rp 6.537. Standar deviasi plus satu berada di Rp 11.567. Sementara untuk TKIM rata-rata standar deviasi berada di Rp 5.989. Standar deviasi plus satu di Rp 10.773. 

Akan tetapi ia menekankan, prospek yang baik dari saham pulp dan kertas ini tidak terlepas dari harga global. Sehingga prospek saham pulp dan kertas bergantung pada pemulihan ekonomi di berbagai negara. 

"Kita lihat sejak Covid-19 hingga hari ini harga pulp itu menanjak. Sehingga saya cenderung melihat opportunity tahun depan masih terbuka untuk industri pulp dan kertas," imbuhnya.

Selanjutnya: Simak rekomendasi teknikal saham ADHI, TKIM, AKRA untuk Selasa (8/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×