kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sudah jenuh beli, aliran dana asing ke SBN masih bisa naik


Kamis, 20 Februari 2020 / 18:45 WIB
Sudah jenuh beli, aliran dana asing ke SBN masih bisa naik
ILUSTRASI. Hingga Selasa (18/2) kepemilikan asing di SBN berada di kisaran Rp 1.067 triliun.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai lesunya aliran dana asing yang masuk ke surat berharga negara (SBN) berpotensi menunjukkan sinyal penurunan harga surat utang negara. Meskipun begitu, prospek aliran masuk dana asing tahun ini masih cenderung positif atau dalam tren naik.

Sebagai informasi, hingga Selasa (18/2) kepemilikan asing di SBN berada di kisaran Rp 1.067 triliun. Angka tersebut masih lebih rendah ketimbang level Senin (3/2) yang sempat menyentuh Rp 1.071 triliun.

Baca Juga: Penawaran lelang sukuk negara pekan depan diprediksi enam kali target indikatif

Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengungkapkan, mulai kendornya aliran dana asing yang masuk ke SBN lantaran harga sudah memasuki zona jenuh beli. Bahkan, bisa dibilang harga sudah di level puncaknya, sehingga bakal rawan koreksi. "Kalau kepemilikan (asing) berkurang, ini lebih kepada profit taking juga," ujar Rio kepada Kontan.co.id, Kamis (20/2).

Di samping itu, sentimen penyebaran virus corona juga turut mempengaruhi pertumbuhan aliran dana asing yang mengalir ke SBN. Mengingat, sampai saat ini belum ada penawar bagi mereka yang terserang cirus corona.

Baca Juga: Cetak Rekor Lagi, Penawaran Lelang Surat Utang Negara (SUN) Mencapai Rp 127 Triliun

Meskipun begitu, dari sentimen domestik terkait langkah Bank Indonesia (BI) untuk memangkas kembali suku bunga acuannya menjadi 4,75% bakal menjadi penanda kenaikan harga SUN ke depan. Sehingga, prospek ke depan pergerakan SUN masih akan terstimulus untuk bisa naik meskipun sudah dalam zona jenuh beli.

"Ke depan masih akan naik didukung penguatan rupiah dengan kisaran Rp 13.500 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS, serta tren penurunan suku bunga BI (BI7DRR) yang mungkin akan menuju level maksimum 4,5% tahun ini," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×