Reporter: Auriga Agustina | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki kewajiban dalam valas yang cukup besar. PT Deutsche Verdana Sekuritas dalam risetnya 19 September 2018 lalu menyebutkan AALI memliki kewajiban dalam valas sebesar US$ 477 juta atau sekitar 76% dari total utang.
AALI tak menampik kewajiban dalam dollar AS tersebut. Namun AALI telah melakukan lindung nilai atau hedging pinjaman valas tersebut sehingga aman dari risiko kurs meski kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.
Vice President of Communication ALII Tofan Mahdi mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mempengaruhi kinerja operasional dan keuangan perusahaan. AALI tidak memiliki strategi secara khusus untuk mengatasi dampak pelemahan rupiah terhadap kinerja perusahaan. Namun AALI tetap mewaspadai pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS.
AALI memilih fokus meningkatkan produksi dan produktivitas, sehingga yield tanaman meningkat. Menurut Tofan, jika produksi naik, tidak menutup kemungkinan penjualan ikut terkerek naik, sehingga nantinya pendapatan juga naik. Alhasil ini bisa mengimbangi biaya-biaya akibat melemahnya nilai tukar rupiah. “Selain itu operasional kebun juga harus efisien sehingga biaya produksi bisa lebih rendah,” kata Tofan, selasa (25/9).
Tofan tidak menyebutkan secara gamblang target kinerja hingga akhir tahun ini. Namun ia berharap, harga crude palm oil (CPO) segera membaik, sehingga nantinya kinerja AALI semakin membaik tahun ini. Catatan saja, laba bersih perusahaan perkebunan milik Grup Astra ini menurun 24,9% di semester I 2018 menjadi Rp 784 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News