Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor pertambangan (mining) semakin tak terkalahkan. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Jumat (18/12), indeks yang berisikan emiten pertambangan, baik mineral maupun minyak dan gas (migas) ini sudah naik 25,23% sejak awal tahun.
Bandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih melemah 3,10% sejak awal tahun.
Sejumlah saham pun menjadi top gainers indeks ini, yang didominasi oleh saham-saham lapis bawah. Mengutip Bloomberg (18/12), sejak awal tahun saham PT Alfa Energy Investama Tbk (FIRE) melesat hingga 304,91%.
Disusul oleh saham PT Harum Energy Tbkj (HRUM) yang naik 143,94%, saham Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang naik 134%, dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang melesat 132,14%.
Baca Juga: Turun 11%, produksi batubara nasional sudah 93% dari target tahun ini
Sementara secara month-to-date, saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) menduduki puncak klasemen dengan penguatan 199,39% sejak awal Desember 2020. Di urutan kedua, masih diduduki oleh saham FIRE yang naik 194,64%.
Kemudian ada saham ANTM dengan kenaikan 70,31%, saham PT Timah Tbk (TINS) yang naik 50%, saham PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) dengan kenaikan 48,76%, dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, saham-saham tersebut naik karena sentimen kenaikan harga komoditasnya, sehingga saham-saham dari sektor mining menguat cukup signifikan.
“Ditambah likuiditas yang relatif kecil mendorong pergerakan saham-saham tersebut lebih tinggi,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Minggu (20/12).
Untuk diketahui, sejumlah komoditas tambang sempat menyentuh level tertingginya tahun ini. Nikel misalnya, menyentuh level tertingginya tahun ini di bursa London Metal Exhanges (LME) harga US$ 17.590 per ton pada perdagangan Senin(14/12).
Senada, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery menilai, kinerja saham-saham komoditas mining sangat in line dengan laju harga komoditas dalam dua bulan terakhir, salah satunya adalah batubara.
Baca Juga: Sektor tambang jadi satu-satunya indeks yang naik dua digit, saham ANTM jawara
Jika diperhatikan, harga batubara sudah menguat kurang lebih 45% sejak Oktober 2020. Harga batubara sendiri juga sempat menyentuh level tertingginya di harga US$ 84,50 per ton pada perdagangan Selasa (15/12), melansir Bloomberg.
Tentunya, penguatan harga batubara menjadi sentiment positif yang pendongkrak harga saham-saham emiten batubara. “Dengan penguatan harga batubara ini, diperkirakan dapat mendongkrak kinerja penjualan emiten-emiten batubara,” terang Michael kepada Kontan.co.id, Minggu (20/12).