Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menyiapkan Subang City Industry sebagai senjata utama untuk bersaing di 2020. Kawasan yang terletak di daerah Subang, Jawa Barat, ini memiliki total luas lahan 2.000 hektare dan rencananya akan mulai dipasarkan pada pertengahan 2020 mendatang.
SSIA sudah memiliki 1.100 hektare dari total keseluruhan lahan per Juni 2019. Selain mudahnya akses, daya tawar lain yang dimiliki Subang City Industry adalah murahnya harga tanah dibanding penyedia lahan lainnya.
Analis Samuel Sekuritas Ilham Akbar Muhammad dalam risetnya menyebut pembukaan lahan di Subang akan menjadi katalis positif bagi kinerja SSIA. Saat ini tengah dibangun akses jalan tol serta Pelabuhan Patimban. “Pembangunan kawasan Subang City Industry bisa menarik minat investor dengan adanya Pelabuhan Patimban fase I dengan kapasitas 3,5 juta TEUs,” tulis Ilham dalam riset.
Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) siapkan capex 2020 sebesar Rp 600 miliar
Ilham mengungkapkan, harga pasaran tanah di Subang City Industry di kisaran US$ 100 per meter persegi, jauh lebih murah dibanding tanah di Karawang-Cikarang yang seharga US$ 170 per meter persegi. Begitu pula dengan UMK, di Subang hanya Rp 2,96 juta sedangkan di Karawang sudah mencapai Rp 4,59 juta.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Edward Tanuwijaya dalam risetnya menulis, SSIA sudah berada dalam jalur yang tepat kendati Subang City Industry belum beroperasi. Sebab teranyar SSIA sudah berhasil mengamankan penjualan 3 hektare lahan industri.
Baca Juga: Optimis Kawasan Industri Menjanjikan di Tahun Ini
Ini membuat SSIA telah menjual 16 hektar hingga kuartal III-2019 kemarin. “Catatan tersebut merupakan raihan terbaik SSIA selama tiga tahun terakhir dan divestasi 100 hektare lahan pada awal tahun ini seharusnya bisa menopang pendapatan SSIA pada 2019/2020,” tulis Edward.
Edward juga menyebut Subang City Industry sudah berhasil menarik minat para investor. Terbukti dengan adanya minat dari WIKA, PTPN IV, dan RNI untuk mengelola lahan seluas 1.100 hektare tersebut. Sementara itu Jasa Marga juga mengindikasikan tertarik menjadikan tempat tersebut sebagai aree pengembangan pada masa yang akan datang.