kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Struktur tarif cukai disederhanakan, begini dampaknya ke emiten rokok


Rabu, 15 Juli 2020 / 20:52 WIB
Struktur tarif cukai disederhanakan, begini dampaknya ke emiten rokok
ILUSTRASI. Struktur cukai yang saat ini berjumlah 10 layers akan disederhanakan secara bertahap menjadi 3-5 layers hingga 2024.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Selain adanya risiko dari penyederhanaan struktur tarif cukai hasil tembakau ini, produsen rokok juga masih menghadapi kemungkinan kenaikan tarif cukai pada tahun 2021. Michael memprediksi, pemerintah bakal tetap menaikkan tarif cukai walau tidak sebesar tahun 2020.

Bernada serupa, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya juga memperkirakan, tarif cukai rokok akan naik tahun depan meski kenaikannya tak terlalu signifikan. "Secara historikal, kenaikan tarif cukai rokok berkisar 10%-12%. Kalau pemerintah mau menghidupkan ekonomi, menurut saya maksimal 11-12%," ucap dia.

Dengan asumsi kenaikan yang normal tersebut, ia memprediksi, bisnis emiten yang berada dalam ruang lingkupnya, yakni HMSP dan GGRM akan lebih baik di tahun depan. Pasalnya, tahun 2020 merupakan low base (basis rendah) karena terdampak kenaikan tarif cukai yang mencapai dua kali lipat dari biasanya ditambah dengan daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Wacana simplifikasi struktur cukai makin terang, berikut respons pelaku industri

Dengan perkiraan tersebut, Christine memasang rekomendasi trading buy untuk GGRM dengan target harga Rp 57.000 per saham selama 12 bulan ke depan. Sementara itu, dia menyarankan hold HMSP dengan target harga Rp 1.700 per saham. "Akan tetapi, kalau kenaikan tarif cukai justru lebih besar, sama atau mirip dengan tahun ini, maka harga sahamnya bisa turun lagi," ungkap Christine.

Berdasarkan data RTI, saham GGRM tercatat turun 11,37% secara year to date (ytd) hingga Rabu (15/7) ke level Rp 46.975 per saham dengan price earning ratio (PER) sebesar 9,24 kali. Sementara itu, HMSP merosot 18,81% ytd ke harga Rp 1.705 per saham dengan PER 14,9 kali.

Michael menambahkan, ia menyukai prospek jangka pendek GGRM. Sementara valuasi HMSP saat ini ia nilai menarik untuk investasi jangka panjang. Michael memasang target harga Rp 60.000 per saham untuk GGRM dan Rp 2.200 per saham untuk HMSP.

Baca Juga: Simplifikasi struktur tarif cukai bisa mengurangi penyerapan tembakau hingga 30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×