kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi Timah (TINS) Kembali Cetak Laba Usai Rombak Direksi dan Absen Bagi Dividen


Kamis, 09 Mei 2024 / 13:27 WIB
Strategi Timah (TINS) Kembali Cetak Laba Usai Rombak Direksi dan Absen Bagi Dividen
RUPST PT Timah Tbk (TINS)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Timah Tbk (TINS) paling merana dibandingkan emiten tambang BUMN lainnya. TINS absen membagi dividen pada tahun ini usai berbalik menanggung kerugian Rp 449,69 miliar pada tahun lalu.

"Perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen. Apalagi pada tahun 2024 kami memiliki kewajiban utang obligasi dan sukuk yang akan jatuh tempo di bulan Agustus," ungkap Direktur Keuangan TINS Fina Eliani dalam konferensi pers, Rabu (8/5).

Sekadar mengingatkan, pada tahun lalu TINS masih bisa membagikan dividen sebesar Rp 312 miliar atau setara payout ratio 30% dari laba bersih tahun buku 2022. Namun pada tahun lalu, kinerja TINS turun signifikan.

Sepanjang 2023 pendapatan TINS anjlok 32,88% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi Rp 8,39 triliun. Secara bottom line, TINS berbalik dari laba bersih Rp 1,04 triliun di 2022 menjadi rugi bersih Rp 449,69 miliar pada 2023.

Memasuki tahun 2024, kinerja TINS pun belum pulih. Hingga kuartal pertama, pendapatan TINS menyusut 5,53% (YoY) menjadi Rp 2,05 triliun. Sedangkan laba bersih TINS anjlok 41,23% (YoY) menjadi Rp 29,54 miliar pada kuartal I-2024.

Baca Juga: PT Timah (TINS) Optimistis Perbaiki Kinerja Tahun Ini

Direktur Utama Timah Ahmad Dani Virsal mengatakan, penurunan kinerja pada tahun 2023 memacu TINS untuk melakukan perbaikan dari organisasi maupun strategi produksi. Ahmad lantas menyoroti adanya perbaikan harga timah yang memunculkan harapan untuk bisa memperbaiki kinerja di tahun ini.

"Permintaan terhadap logam timah terus meningkat, sedangkan pasokan tahun ini terkoreksi jauh dibandingkan tahun lalu, sehingga harga membaik. Kami ingin memanfaatkan momentum dengan meningkatkan produksi sambil menjaganya agar bisa terserap pasar," ungkap Ahmad.

Apalagi, kinerja penjualan TINS juga sudah berjalan normal. Sebelumnya, ada kendala administrasi berupa keterlambatan dalam penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), yang menyebabkan TINS tidak bisa melakukan ekspor pada Januari dan Februari. "Mulai Maret kami sudah bisa ekspor," imbuh Ahmad.

Guna mengoptimalkan produksi, TINS melakukan investasi untuk menerapkan teknologi baru dalam penambangan maupun proses peleburan. Pada tahun lalu, teknologi baru tersebut sudah terpasang pada proses peleburan, namun belum optimal. "Di 2024 ini akan kami operasikan di semester II," kata Ahmad.

Dalam menopang kegiatan usahanya, Fina mengatakan, pada tahun ini TINS mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 750 miliar, termasuk untuk anak usaha. Hingga kuartal pertama, realisasi capex TINS masih mini, yakni sekitar Rp 40 miliar.

Anggaran capex TINS tahun ini ebih tinggi ketimbang realisasi capex 2023 sebesar Rp 443 miliar. "Karena kami mengendalikan investasi untuk menjaga kinerja, terutama dari sisi cash flow," ujar Fina.

Mempertimbangkan outlook dari pemasaran dan perbaikan tata kelola niaga timah di Indonesia, Fina optimistis TINS bisa kembali membukukan laba. Adapun, asumsi harga jual timah untuk tahun ini berada di kisaran US$ 23.000 - US$ 30.000 per metrik ton. 

Apalagi, harga timah saat ini sudah berada di atas US$ 30.000. "Kami yakin di 2024 merupakan titik balik bagi Timah, dimana kami optimis dapat membukukan laba yang positif, jauh lebih tinggi dibandingkan pencapaian 2023," ujar Fina.

Adapun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) TINS yang digelar Rabu lalu (8/5), terjadi perubahan susunan pengurus. RUPST mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Direktur Pengembangan Usaha, Koko Wigyantoro dan Direktur Sumber Daya Manusia, Tigor Pangaribuan.

Kemudian, RUPST menyetujui pengangkatan Dicky Octa Zahriadi sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Hendra Kusuma Wardana sebagai Direktur Sumber Daya Manusia. Dengan persetujuan tersebut, maka susunan pengurus TINS menjadi sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen : M. Alfan Baharudin

Komisaris Independen : Agus Rajani Panjaitan

Komisaris : Yudo Dwinanda Priaadi

Komisaris : Rustam Effendi

Komisaris : Sufyan Syarif

Direksi

Direktur Utama : Ahmad Dani Virsal

Direktur Operasi dan Produksi : Nur Adi Kuncoro

Direktur Keuangan : Fina Eliani

Direktur SDM : Hendra Kusuma Wardana

Direktur Pengembangan Usaha : Dicky Octa Zahriadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×