kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi PTPP Melunasi Obligasi Jatuh Tempo dan Mencapai Kontrak Rp 31 Triliun


Kamis, 29 September 2022 / 19:52 WIB
Strategi PTPP Melunasi Obligasi Jatuh Tempo dan Mencapai Kontrak Rp 31 Triliun
ILUSTRASI. PTPP rajin mengikuti tender untuk mengebut raihan kontrak baru.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sudah bersiap untuk membayar obligasi korporasi senilai Rp 1 triliun yang akan jatuh tempo pada 27 November 2022. Berbarengan dengan itu, PTPP rajin mengikuti tender untuk mengebut raihan kontrak baru.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengungkapkan, untuk membayar obligasi jatuh tempo tersebut, PTPP akan memakai dana hasil dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap II Tahun 2022 pada bulan Maret lalu. Kemudian, sisa pembayaran akan menggunakan dana internal perusahaan.

Pembayaran kewajiban dan pendanaan menjadi isu krusial  di tengah kondisi makro ekonomi dan tren suku bunga tinggi saat ini. Meski, Bakhtiyar menegaskan sejauh ini kenaikan tingkat suku bunga acuan belum berdampak signifikan terhadap beban keuangan PTPP.

Baca Juga: PTPP Kejar Target Pembangunan Jalan Tol Semarang Demak Paket 2 pada Akhir 2022

Dia membeberkan, saat ini hanya pendanaan modal kerja yang menggunakan suku bunga mengambang. Sedangkan untuk investasi dan pendanaan lainnya menggunakan suku bunga tetap.

"Sehingga, perusahaan dapat mengantisipasi kenaikan tersebut karena komposisi pendanaan didominasi dengan suku bunga fixed rate. Penyesuaian beban keuangan akan kami lakukan jika diperlukan," ujar Bakhtiyar kepada Kontan.co.id, Kamis (29/9).

Guna memitigasi dampak kenaikan beban bunga bank, PTPP juga melakukan value engineering dan skala prioritas dalam pendanaan sesuai tingkat urgensinya. Pararel dengan itu, PTPP telah dan akan terus melakukan pengikatan kontrak payung untuk material utama. 

Selanjutnya, untuk penentuan harga tender proyek mendatang, PTPP akan menyesuaikan dengan kenaikan suku bunga. Dengan berbagai strategi keuangan tersebut, PTPP pun belum berencana untuk melakukan penerbitan obligasi di tahun ini.

Baca Juga: PP Properti (PPRO) Telah Bayar Lunas Obligasi dan MTN yang Jatuh Tempo Tahun 2022

Kejar Target Kontrak Rp 31 Triliun

Dari sisi kinerja, PTPP menggenjot perolehan kontrak baru di sisa tahun ini, supaya mencapai target Rp 31 triliun. Realisasi hingga Agustus 2022, PTPP mengantongi kontrak baru senilai Rp 15,78 triliun.

Kontrak baru itu terdiri dari perolehan induk perusahaan sebesar 72% dan dari anak perusahaan sebanyak 28%. Untuk mengejar target, PTPP berfokus mengikuti proyek-proyek infrastruktur dan gedung yang dilelang oleh Pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu, PTPP juga membidik potensi pasar baru, seperti dari pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

"PTPP melihat peluang positif atas tender IKN yang telah diikuti. Sampai saat ini, PTPP mengikuti seluruh proses tender IKN yang diselenggarakan oleh Pemerintah, yang bertujuan menambah perolehan kontrak baru perusahaan," terang Bakhtiyar.

Baca Juga: Bergerak Uptrend, Simak Rekomendasi Saham Emiten BUMN

Saat ini, PTPP telah memperoleh empat proyek di IKN. Terdiri dari penyiapan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Tahap 1, pekerjaan penyiapan KIPP Tahap 2, pembangunan Jalan Tol IKN segmen KKT Kariangau - Sp. Tempadung, dan pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat.

"PTPP telah memperoleh empat proyek IKN dan diharapkan dapat terus bertambah di tahun ini. Nilai total kontrak yang sudah diraih dari empat proyek tersebut sekitar Rp 1,4 triliun," ujar Bakhtiyar.

Di sisa tahun ini, PTPP sedang mengincar proyek-proyek yang bergerak di lini bisnis gedung seperti rumah sakit, gedung pendidikan, perbankan, dan data center. Kemudian, proyek infrastruktur seperti pekerjaan jalan tol, jalan nasional, irigasi, dermaga, pelabuhan dan bendungan.

Saat ini, PTPP juga tengah mengejar penyelesaian sejumlah proyek berjalan. Seperti pengerjaan proyek Jalan Tol Semarang-Demak Paket 2, yang ditargetkan rampung akhir tahun 2022.

Baca Juga: PTPP Raih Pendapatan Rp 9,02 Triliun dan Laba Bersih Rp 112 Miliar pada Semester I

Proyek lainnya antara lain Pegadaian Tower, penataan Kawasan Pura Besakih, Gedung IT Mandiri, KCC Glass KIT Batang, pembangunan Jalan Tol Ruas Indrapura - Kisaran, Bendungan Lolak Paket II, dan RDMP Project RU V Balikpapan.

Sampai tutup tahun 2022, PTPP masih memproyeksikan untuk mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 21 triliun dan laba bersih sebesar Rp 429 miliar. "Adapun pertumbuhan tersebut dapat mencapai sekitar 27% dan 18% dari realisasi tahun 2021," tandas Bakhtiyar.

Hingga semester pertama 2022, PTPP mencetak pendapatan usaha Rp 9,02 triliun. Melesat 39,84% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

PTPP membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 112,24 miliar dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 86,96 miliar. Masing-masing naik 1,83% dan 1,06% secara tahunan.

Baca Juga: PTPP Targetkan Kontrak Tahun 2022 Mencapai Rp 31 Triliun, Ini Proyek yang Dibidik

Rekomendasi Saham 

Di sisi lain, emiten konstruksi plat merah ini sedang memerah dari sisi pergerakan sahamnya. Pada perdagangan Kamis (29/9), saham PTPP turun 1,66% ke harga Rp 890. Dalam sepekan, harga saham PTPP sudah anjlok 10,10%.

Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat secara umum, saham sektor infrastruktur turut mengalami tekanan, seiring aksi jual di pasar saham. Secara teknikal PTPP tertekan cukup agresif dan menguji area bottom di posisi Rp 860.

"Jika level ini ditembus maka arah pergerakan harga bisa menuju Rp 800," kata Ivan saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (29/9).

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, suku bunga Bank Indonesia yang masih berpotensi naik sampai akhir tahun 2022, berpeluang menambah beban bunga. Meski dibayangi sentimen negatif, tapi ada katalis positif yang bisa mendorong emiten konstruksi.

"Mulainya pembangunan IKN berpotensi meningkatkan perolehan kontrak untuk jangka panjang bagi PTPP. Proyek-proyek konstruksi yang sempat terhambat juga akan jalan kembali, berpeluang meningkatkan perolehan kontrak," kata Andhika.

Baca Juga: Perusahaan Konstruksi Kembali Berebut Proyek Pelabuhan Patimban Tahap Kedua

Saran Andhika, pelaku pasar bisa mengoleksi saham PTPP dengan strategi buy on weakness. Support berada di area Rp 860 dengan target penguatan ke harga Rp 1.000.

Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memandang pelaku pasar bisa melakukan speculative buy saham PTPP terlebih dulu. Cermati area support di harga Rp 875.

"Selama tidak menembus support tersebut, maka ada kemungkinan PTPP menguat menguji Rp 925-Rp 935 sebagai resistance terdekatnya," tandas Herditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×