kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian Global dan Suku Bunga Tinggi


Jumat, 06 Desember 2024 / 23:38 WIB
Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian Global dan Suku Bunga Tinggi
ILUSTRASI. Pialang memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (3/6/2024). Situasi ini menciptakan tekanan bagi pasar keuangan global dan domestik, serta menghadirkan tantangan kompleks bagi para investor.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketidakpastian global terus menjadi perhatian utama, mulai dari proyeksi stagnasi ekonomi dunia yang berpotensi melambat, meningkatnya tensi geopolitik, hingga ketidakpastian kebijakan ekonomi, termasuk kebijakan bank sentral dan dampak perubahan iklim. 

Situasi ini menciptakan tekanan bagi pasar keuangan global dan domestik, serta menghadirkan tantangan kompleks bagi para investor.  

Ekonom KISI Asset Management, Arfian Prasetya Aji, menilai bahwa di tengah tantangan selalu ada peluang yang dapat dioptimalkan. 

"Oleh karena itu, strategi yang tepat sangat diperlukan untuk dapat memanfaatkan momentum yang unik seperti saat ini, yakni era suku bunga yang relatif masih tinggi,” ujarnya dalam siaran pers pada Jumat (6/12).  

Baca Juga: Wall Street Tergelincir di Tengah Ketidakpastian Penurunan Suku Bunga The Fed

Menurut Arfian, arah kebijakan suku bunga The Fed bergantung pada keseimbangan antara pasar tenaga kerja dan inflasi. Berdasarkan data terbaru, inflasi AS melalui indikator PCE Inflation meningkat menjadi 2,3% secara tahunan (YoY) dari sebelumnya 2,1%, sesuai dengan ekspektasi pasar. 

Di sisi lain, pasar tenaga kerja menunjukkan soliditas dengan data Initial Jobless Claims yang lebih rendah dari perkiraan, yaitu 213.000.  

Data tersebut, menurut Arfian, memberikan alasan kuat bagi The Fed untuk memperlambat laju pemangkasan suku bunga, terutama pada tahun depan. Hingga akhir tahun ini, The Fed diperkirakan masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). 

Untuk tahun depan, Arfian memperkirakan kemungkinan pemangkasan hanya sebesar 50 bps, terutama setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden. Kebijakan Trump, seperti pemotongan pajak, peningkatan tarif impor, dan pembatasan imigrasi, diproyeksikan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi, yang pada akhirnya memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed.  

Baca Juga: Strategi Susun Alokasi Portofolio Investasi di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga

Dampak kebijakan tersebut juga dirasakan di Indonesia. Perubahan kebijakan suku bunga The Fed akan memengaruhi aliran modal dan nilai tukar, sehingga ruang pemangkasan suku bunga Bank Indonesia tahun depan diperkirakan lebih terbatas.  

Arfian menyebutkan bahwa dengan ekspektasi perlambatan pemangkasan suku bunga, kupon obligasi korporasi akan tetap tinggi. 

“Kami melihat peluang untuk berinvestasi pada instrumen obligasi korporasi merupakan momentum yang tepat untuk saat ini karena ke depannya obligasi korporasi tidak akan memiliki kupon setinggi sekarang,” jelasnya.  

Baca Juga: Bursa Saham Global Merosot, Imbal Hasil Naik di Tengah Ekspektasi Suku Bunga Tinggi

Ia juga menyoroti produk reksadana KISI Fixed Income Fund Plus yang mayoritas portofolionya, sekitar 85%, terdiri dari obligasi korporasi. Dalam enam bulan terakhir, produk ini mencatatkan imbal hasil bersih sebesar 3,88% dan menunjukkan performa stabil di tengah gejolak pasar sepanjang tahun ini. 

"Produk ini mencatatkan performa stabil di tengah berbagai gejolak yang terjadi pada sepanjang tahun ini," tutup Arfian.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×