Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) optimistis bisa menjaga pertumbuhan kinerja bisnis pada tahun 2023. Prospek emiten Grup Pelabuhan Indonesia (Pelindo) ini bakal ditopang oleh perkembangan industri otomotif, pertambangan dan aktivitas logistik.
Investor Relation Indonesia Kendaraan Terminal, Reza Priyambada, membeberkan kinerja positif IPCC hingga tutup tahun lalu. Dalam laporan keuangan per kuartal ketiga 2022, IPCC mampu mendongkrak pendapatan operasi sebanyak 46,17% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 508,34 miliar.
Sedangkan laba tahun berjalan IPCC dalam periode sembilan bulan 2022 meroket 556% YoY menjadi Rp 108,9 miliar. Berdasarkan hasil tersebut, estimasi rata-rata pendapatan IPCC adalah Rp 169,45 miliar setiap kuartal.
Jika estimasi itu disetahunkan, maka proyeksi pendapatan IPCC di akhir 2022 sekitar Rp 677,78 miliar atau naik 31,14% secara YoY. Dengan skema yang sama, jika laba tahun berjalan disetahunkan, maka proyeksinya mencapai Rp 145,19 miliar hingga tutup tahun 2022 atau naik 141,76% dibandingkan 2021.
Sebagai bagian dari rantai pasok industri yang memanfaatkan bongkar muat dalam aktivitas logistik, bisnis pelabuhan tidak bisa berdiri sendiri. Dus, pertumbuhan bisnis pelabuhan berkaitan dengan perkembangan berbagai industri di sekitarnya.
Baca Juga: Semester I 2022, Ekspor Kendaraan yang Dilayani IPCC Meningkat
Apalagi pada bisnis terminal kendaraan yang tergantung dengan permintaan dan daya beli terhadap kendaraan roda empat serta kebutuhan alat berat.
"Meningkatnya industri otomotif maupun industri pertambangan dan industri terkait lainnya berimbas positif bagi pertumbuhan di terminal kendaraan," kata Reza kepada Kontan.co.id, Jum'at (13/1).
Selain dari industri otomotif, pertambangan, dan logistik, kinerja IPCC pada tahun ini juga akan dipengaruhi oleh ketahanan ekonomi Indonesia terhadap ancaman resesi. Menimbang hal itu, IPCC memasang skenario pencapaian target minimal yang akan dicapai sepanjang tahun ini.
"Kalau berasumsi positif resesi tidak hinggap ke Indonesia, maka minimal pertumbuhan kinerja IPCC dapat tercapai sekitar 15% hingga 20%. Ini minimal, kami harapkan dapat mencapai di atas itu." imbuh Reza.
Untuk mencapai target tersebut, IPCC bakal mengembangkan kerja sama dalam ekosistem kepelabuhanan. Selain itu, IPCC akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan melalui ekspansi ke sejumlah area pelabuhan yang dapat dilakukan kerjasama-operasi sebagai terminal kendaraan maupun terminal Ro-Ro.
"Jadi, di tahun 2023 diharapkan dapat menambah area pengelolaan terminal kendaraan dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak untuk pengembangan layanan," ujar Reza.
Program strategis yang dijalankan IPCC meliputi implementasi pengembangan Terminal Operating System (TOS) dan Monitoring Terminal System (MTS) di seluruh terminal satelit. Langkah lainnya, implementasi Integrasi Monitoring Terminal System (ITMS), integrasi system operasional, serta melanjutkan program transformasi seluruh terminal satelit.
Guna memuluskan strategi tersebut, IPCC menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 35 miliar hingga Rp 40 miliar pada tahun 2023. Capex akan dialokasikan untuk perbaikan dan pembenahan sejumlah sarana-prasarana yang dimiliki.
"Untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional pelayanan secara fisik, di-support dengan system yang memudahkan pelanggan dalam pelayanan. Selebihnya kegiatan pengembangan di terminal dapat dibiayai dari operational expenditures," pungkas Reza.
Secara terpisah, Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal, Rio T.N. Lasse, berharap kekhawatiran makro ekonomi di tahun Kelinci Air ini bisa diantisipasi. Sehingga, industri otomotif beserta industri turunan dan value chain-nya bisa terus tumbuh.
Dengan pemulihan ekonomi yang bergulir, target korporasi IPCC pada 2023 diharapkan bisa tercapai. "Kami siap melanjutkan tema korporasi di tahun 2023, yaitu value chain expansion yang diharapkan proses kolaborasi antar pihak dan ekspansi dapat terus dilakukan," kata Rio dalam keterangan resminya, Rabu (11/1).
Rekomendasi Saham
Dari sisi pergerakan saham, IPCC mampu menutup pekan ini dengan penguatan 1,85%. IPCC parkir di area Rp 550 per lembar saham hingga penutupan pasar, Jumat (13/1).
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro, melihat pemulihan aktivitas ekonomi setelah pencabutan PPKM akan memberikan dampak positif bagi bisnis terkait layanan maritim dan jasa pelabuhan. Terlebih pelonggaran lockdown sejumlah negara juga akan mendorong aktivitas ekspor dan impor.
"Angkutan dan kegiatan jasa kembali menggeliat sehingga berpotensi memberikan kontribusi, sebagai pondasi untuk peningkatan kinerja dan pertumbuhan bisnisnya," kata Johan kepada Kontan.co.id, Jum'at (13/1).
Ditambah dengan rencana ekspansi pangsa pasar dan wilayah operasi, Johan melihat saham emiten Pelindo Group menarik dilirik. Rekomendasi Johan, saham IPCC bisa dikoleksi dengan target harga jangka pendek pada area Rp 590.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora juga punya pandangan serupa. Dengan valuasi yang masih terbilang murah, IPCC cocok sebagai pilihan investasi jangka panjang atau untuk diversifikasi.
Apalagi, emiten Grup Pelindo juga rajin membagi dividen. Andhika turut menyematkan rekomendasi buy saham IPCC dengan target harga Rp 620.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News