CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Strategi Astra Otoparts (AUTO) hadapi tantangan pandemi hingga bisa mencetak laba


Senin, 15 November 2021 / 04:20 WIB
Strategi Astra Otoparts (AUTO) hadapi tantangan pandemi hingga bisa mencetak laba


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak pandemi Covid-19, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) harus menghadapi kelangkaan dan kenaikan harga material yang signifikan. Harga material yang naik diantaranya, steel, aluminium, plastik dan karet. 

"Kami juga menghadapi kelangkaan di semi conductor," ujar Presiden Direktur AUTO, Hamdhani Dzulkarnaen dalam rilis paparan publik. Dia menambahkan, AUTO juga tengah mencari sumber yang tidak biasa dengan berburu di pasar global sehingga kebutuhan terpenuhi. 

AUTO juga mengaku mencari cara agar selalu lebih hemat. "Walaupun cukup sulit karena membutuhkan extra cost," ujar Hamdhani. 

Baca Juga: Sambil Menambah Jaringan Ritel, Astra Otoparts (AUTO) Memacu Penjualan Digital

Pada segmen komponen alias original equipment manufacturer (OEM), Hamdhani bilang, AUTO akan mengenakan kenaikan harga ke pelanggan karena kenaikan harga material. "Dengan aturan yang memiliki lag time selama tiga sampai enam bulan," kata dia. 

AUTO mengaku selain mengalami masalah kenaikan harga bahan baku selama pandemi. AUTO juga menghadapi permasalahan dalam hal distribusi atau logistik. "Dalam hal ini terjadi karena efek tidak langsung dari pandemi sehingga menjadi tantangan bagi kami dalam melakukan ekspor dan impor," terang Hamdhani. Sebab pada masa tersebut terjadi kelangkaan kapal, jadwal kapal, truk, dan sebagainya.

Pada tahun 2020, AUTO juga menghadapi penurunan permintaan. Hamdhani menjelaskan, pada kuartal I tahun 2020 menghadapi kondisi normal langka yang tidak menyimpang jauh dari prediksi. Kondisi mulai menjadi extraordinary pada April dan Mei. 

Pada Mei 2020 menjadi titik paling rendah karena saat itu bulan Lebaran dan hari kerja pendek serta isu pandemi sedang kuat sehingga kuartal II menjadi saat terendah untuk AUTO. "Hampir semua OEM stop, libur di sepanjang bulan. Kalaupun setelah itu recovery, itupun tidak langsung 100% tapi perlahan," ujar Hamdhani. 

Di tahun ini, situasi cukup kondusif walaupun sempat menghadapi tantangan kembali pada kuartal III saat ada second wave Covid-19. Namun situasi tidak lebih buruk dari kuartal II 2020. "Kita harus appreciate pemerintah dalam melakukan pendekatan/PPKM/PSBB karena langkah itu jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga baik dari sisi ekonomi maupun dari aspek Covid," kata Hamdhani. 

Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) bakal terus kembangkan lini bisnis non otomotif

Tantangan terbesar lainnya adalah tren teknologi. Seandainya tidak ada pandemi, tren ini juga sudah muncul baik elektrifikasi maupun isu baru terkait environment dimana masyarakat lebih aware terhadap climate change sehingga menjadi isu global. "Dalam hal ini, mitigasi yang kami lakukan adalah melakukan research, pengembangan, kolaborasi dengan partner yang memiliki teknologi yang kita butuhkan," tutur Hamdhani. 

Hamdhani mengaku telah intensif melakukan diversifikasi dan inovasi. "Seperti yang pernah dijelaskan di masa lalu bahwa kami terikat dengan non disclosure agreement (NDA) dengan partner atau calon partner sehingga mohon maaf kami tidak bisa mengekpos lebih jauh terkait isu isu tersebut seperti apa," papar Hamdhani. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×