kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Stimulus ECB buat harga minyak loncat 17% setelah cetak level terendah dalam 18 tahun


Kamis, 19 Maret 2020 / 08:07 WIB
Stimulus ECB buat harga minyak loncat 17% setelah cetak level terendah dalam 18 tahun
ILUSTRASI. Harga minyak rebound setelah cetak level terendah dalam 18 tahun


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah kembali menguat setelah mencetak level terendah dalam 18 tahun pada perdagangan Rabu (18/3).

Mengutip Bloomberg, Kamis (19/3) pukul 07.50 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 8,4% menjadi US$ 26,97 per barel, setelah di sesi sebelumnya harganya anjlok 13,4%.

Serupa, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex melesat 16,87% menjadi US$ 23,81 per barel, setelah pada sesi sebelumnya mencetak harga terburuk dalam 18 tahun terakhir saat ditutup di level US$ 20,37 per barel.

Kenaikan harga minyak datang setelah mendapat angin segar dari rencana stimulus yang diberikan European Central Bank (ECB).

Baca Juga: Anjlok lebih dari 2%, harga emas balik lagi ke bawah US$ 1.500

Bank sentral Eropa tersebut berniat meluncurkan program pembelian kembali obligasi sebesar € 750 miliar di saat para pembuat kebijakan di seluruh dunia mengambil langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi terhadap dampak virus corona.

"Setelah kehancuran 24%, harga minyak menguat karena beberapa kelelahan penjualan dan ketika para pemimpin AS dan Eropa melepaskan bantuan dan stimulus," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Tetapi beban harga minyak tak dapat lepas begitu saja dari perang harga yang masih berlangsung antara Arab Saudi dan Rusia. 

Langkah Iran, produsen minyak terbesar kedua di OPEC, yang mendesak pertemuan untuk mempertimbangkan langkah baru guna mencapai keseimbangan sebenarnya juga menjadi penopang penguatan harga minyak. Namun, Arab Saudi sendiri tetap bersikukuh menaikkan produksi minyak hingga 12,3 juta barel per hari mulai April mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×