kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Naikkan Produksi Hingga 20% Tahun Ini


Minggu, 21 April 2024 / 17:53 WIB
Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Naikkan Produksi Hingga 20% Tahun Ini
ILUSTRASI. Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) menargetkan peningkatan kuantitas produksi 10% hingga 20% tahun ini.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun 2024, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) menargetkan peningkatan kuantitas produksi 10% hingga 20%.

Corporate Secretary Steel Pipe Industry of Indonesia Johannes W. Edward mengatakan, hingga kuartal-I tahun ini, volume produksi mengalami penurunan. Meski begitu, perusahaan yang kerap disebut dengan nama Spindo ini optimistis dalam tiga kuartal dapat mengejar ketertinggalan. 

“Kalau volume produksi tentunya turun. Hal ini sangat terantisipasi karena adanya pilpres, dan banyaknya cuti bersama dalam kuartal 1 ini. Namun secara umum kami masih optimistis di kuartal selanjutnya kami dapat mengejar ketinggalan,” ungkap Johannes kepada Kontan.co.id, Sabtu, (21/04).

ISSP menargetkan volume ekspor bisa mencapai 5.000 ton per bulan di sepanjang tahun 2024. Dengan kondisi harga bahan baku (batubara dan bijih besi) yang masih cukup terjaga, ISSP pun optimistis harga baja juga akan stabil di tahun ini.

Baca Juga: Pendapatan Naik, Steel Pipe Industry (ISSP) Raup Laba Rp 498 Miliar di 2023

Kemudian terkait ekspansi, Johannes mengatakan pihaknya melalui belanja modal alias capital expenditure (capex) yang sekitar Rp 200 miliar pada 2024 ini masih melanjutkan pembangunan gudang di Gresik sebagai bagian dari pembangunan unit 7 tahap 1 dan sisanya digunakan untuk maintenance

“Ekspansi unit 7 telah dimulai. Namun baru akan beroperasi penuh di 2026 mendatang,” ungkapnya.

Kemudian soal bahan baku, dia mengatakan komposisi bahan baku yang diimpor saat ini adalah sekitar 60% dan sekitar 40%-nya dipenuhi dari lokal. 

Saat ditanya apakah perseroan mengalami kenaikan cost usai beberapa waktu ini Dolar menguat atas Rupiah. Johannes menjawab bahwa memang ada pengaruhnya terhadap cost namun ia tak menjelaskan kenaikan cost secara detail. 

“Tentunya hal ini mempengaruhi harga bahan baku. Tetapi karena kenaikan ini mempengaruhi semua pelaku usaha tentunya dapat di pass-through,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×