Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjajaki penerbitan obligasi rupiah untuk membiayai belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,3 triliun. Langkah ini berubah dari rencana semula, yakni berupa penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) berkelanjutan dalam dollar Singapura.
Hubungan Investor SSIA Erlin Budiman mengatakan, perubahan rencana ini melihat perkembangan situasi. Pasar obligasi domestik saat ini dinilai lebih baik. Tapi, dia belum bisa menyebutkan nilai obligasi yang akan dirilis.
"Kami belum menyampaikan ke OJK, jadi belum bisa kami disclose kapan dan berapa jumlahnya," kata Erlin, kepada KONTAN, Rabu (4/5).
Awalnya, SSIA berencana merilis MTN di kuartal I sekitar U$ 50 juta-U$100 juta. Di kuartal I, perseroan mengantongi pinjaman bank Rp 500 miliar dan baru sebagian terpakai untuk pengembangan lahan industri di Karawang.
SSIA akan menggunakan belanja modal untuk akuisisi lahan Rp 500 miliar, pengembangan hotel dan perkantoran Rp 350 miliar, sisanya untuk pengembangan properti dan anak usaha. SSIA akan menganggarkan 70% belanja atau sekitar Rp 910 miliar dari pendanaan eksternal dan sisanya 30% berasal dari kas internal.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perseroan mengakuisisi 40 hektare (ha) lahan di Subang, Jawa Barat. Jumlah ini baru 13,3% dari target sepanjang tahun yakni 300 ha. Dengan tambahan 360 ha tahun lalu, maka total lahan yang telah dibebaskan di kawasan industri tersebut telah mencapai 400 ha.
Erlin bilang, SSIA belum belum berencana merilis kawasan industri Subang dalam waktu dekat. Pihaknya baru akan meluncurkan kawasan tersebut setelah berhasil membebaskan 800 ha-1.000 ha lahan. SSIA menargetkan kawasan industri ini beroperasi mulai tahun 2019.
Tahun ini, SSIA masih akan fokus mengembangkan kawasan industri di Karawang. Tapi hingga akhir Maret 2016, emiten properti dan kawasan industri ini belum berhasil mencatatakan penjualan lahan.
SSIA menargetkan marketing sales 30 ha tahun ini. Kendati belum berhasil mengantongi marketing sales, Erlin optimistis bisa meraih target, terutama di semester kedua. Apalagi, saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama penjualan lahan dengan beberapa investor, yang sebagian besar bergerak di sektor non otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News