Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun ini, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berharap menjual lahan lebih besar dibandingkan tahun lalu. SSIA menargetkan nilai penjualan lahan sepanjang 2017 mencapai Rp 400 miliar. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan realisasi penjualan lahan 2016.
Proyeksi 2017 mengacu target penjualan lahan seluas 20 hektare (ha). "Dengan harga jual rata-rata US$ 150 per meter persegi," kata Head of Investor Relation SSIA Erlin Budiman, belum lama ini.
Tahun lalu, SSIA menjual 10 ha lahan dengan rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) US$ 154 per meter persegi (m2). Dengan asumsi kurs Rp 13.300 per dollar AS, maka SSIA meraup penjualan lahan sekitar Rp 204 miliar sepanjang tahun lalu.
SSIA menjual lahan di kawasan industri Karawang. Demikian pula penjualan tahun ini, yang masih berasal dari portofolio tersebut. "Di Karawang lahannya memang tinggal sedikit, tapi masih akan kami maksimalkan," jelas Erlin.
Setelah penjualan di Karawang rampung, SSIA akan fokus mengembangkan kawasan Subang. Emiten ini sudah memiliki sekitar 550 ha lahan di kawasan tersebut.
Tahun ini, SSIA akan menambah 500 ha lahan. Emiten ini telah menyiapkan dana Rp 800 miliar untuk akuisisi lahan. Dana itu berasal dari belanja modal Rp 1,5 triliun. Sebagian capex juga berasal dari kas internal dan pinjaman.
SSIA juga bakal memiliki kesiapan dana untuk pengembangan Subang. Dana tersebut berasal dari divestasi ruas tol Cipali sebesar Rp 2,5 triliun. Surya Semesta akan meminta persetujuan pemegang saham terkait divestasi ini, pada 22 Maret.
Segera setelah pemegang saham setuju, pencairan hasil penjualannya bisa dilakukan, tapi secara bertahap. Tahun ini, SSIA akan memperoleh 5% dari total penjualan tersebut. Sementara sisa 85% akan dicairkan tahun depan.
Dus, proses pengembangan kawasan industri Subang baru bergulir tahun depan. Sebab, pengembangan infrastruktur butuh dana hingga Rp 2 triliun lebih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News