Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah membatalkan rencana penerbitan surat utang global (global bond) senilai US$ 200 juta, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berencana menerbitkan obligasi berdenominasi dollar Singapura. Perseroan berencana menerbitkan obligasi Rp 100 juta dollar Singapura secara bertahap.
Erlin Budiman, Investor Relation SSIA mengatakan tahun perseroan masih akan mencari pendanaan untuk belanja modal melalui kombinasi pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi. Perseroan tetap berencana menerbitkan surat utang meskipun kondisi pasar tidak bagus karena ingin mempercepat akuisisi lahan di Subang Jawa Barat.
"Target tahun ini, kami mau akuisisi 500 ha (hektare). Tapi kita ingin percepat, kalau ditunda takutnya harga akan semakin mahal," kata Erlin pada KONTAN baru-baru ini.
Sementara jika mengandalkan pinjaman perbankan tidak mungkin. Pasalnya, Otoritas Bank Indonesia (BI) tidak menginzinkan pinjaman perbankan untuk tujuan akuisisi lahan. Tak hanya itu, kata Erlin, risiko pinjaman bank juga besar mengingat suku bunga yang volatile. Sedangkan lewat obligasi bisa mendapatkan dana dalam jumlah besar.
Erlin mengatakan, SSIA memang mmebutuhkan pendanaan tahun ini karena kas dan setara kas perseroan per Maret hanya Rp 1,2 triliun. Sementara perseroan membutuhkan capex Rp 1,7 triliun untuk akuisisi lahan, pembangunan sarana dan prasarana di Kawasan Industri Suryacipta di Karawang, pembangunan SSI Tower, dan pembangunan konstruksi bisnis hotel. " Pendanaan diperlukan untuk menjaga cash flow," ujar Erlin.
Menurut Erlin, obligasi dollar Singapura lebih menguntungkan dibandingkan dengan dollar AS saat ini karena ratingnya lebih bagus sehingga kuponnya bisa lebih rendah. Di sisi lain, obligasi ini akan lebih mudah terserap oleh pasar karena investor Singapura lebih familiar dengan industri Indonesia.
Sementara, jika memaksakan menerbitkan obligasi dollas AS, SSIA akan menanggung kupon yang sangat tinggi di tengah situasi ekonomi yang kurang baik dan tekanan nilai tukar yang cukup besar.
Adapun capex yang ditargetkan tahun akan dianggarkan dari kas internal sekitar 30% dan pinjaman bank 70%. Hingga Juli, SSIA baru menyerap capex 30% atau sekitar Rp 510 miliar yang digunakan untuk akuisisi lahan dan pembangunan hotel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News