kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

S&P Pangkas rating BTEL


Kamis, 07 November 2013 / 17:19 WIB
S&P Pangkas rating BTEL
ILUSTRASI. Bank KB Bukopin - kilas online


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat atau rating perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dari CCC menjadi CC. Lembaga pemeringkat internasional itu juga memangkas rating BTEL di wilayah Asia Tenggara dari AXCCC jadi AXCC.

Surat utang anak usaha BTEL, yakni Bakrie Telecom Pte Ltd pun tak luput dari aksi pemotongan peringkat S&P, dari CCC menjadi CC. S&P lantas memberi prospek (outlook) negatif bagi emiten ini.

Dasar langkah S&P adalah potensi ketidakmampuan BTEL membayar bunga utang yang akan jatuh tempo pada 7 November 2013.  S&P akan menurunkan kembali rating menjadi D pada 8 November nanti, setelah BTEL gagal membayar bunga utang.

Berdasarkan laporan keuangan  kuartal III-2013, BTEL memiliki surat utang jenis guarantee senior notes senilai US$ 250 juta. Bunga surat utang ini sebesar 11,5% per tahun dan dibayar setiap 7 Mei dan 7 November tiap tahun, mulai Mei 2010 hingga Mei 2015.

"Kami tidak yakin pembayaran dapat dilunasi pada periode yang ditentukan. Sebab, unsecured notes BTEL mencapai sekitar 90% dari utang perusahaan, termasuk sewa pembiayaan," terang Mehul Sukkawala, analis kredit S&P dalam rilisnya, Rabu (6/11).

Analis MNC Securities, Reza Nugraha berpendapat, BTEL memang merugi sangat besar, sehingga akan sulit membayar utang. Utang BTEL pun terlampau besar, sehingga sulit menyelesaikannya.

Per September 2013, kerugian bersih BTEL naik menjadi Rp 1,52 triliun, daripada periode yang sama tahun 2012 di posisi Rp 988,25 miliar. Sementara dana kas dan setara kas milik BTEL hanya sebanyak Rp 115,21 miliar. "Sumber utama kerugian adalah kerugian selisih kurs karena depresiasi rupiah," tutur Reza.

Kata Reza, beberapa cara yang bisa diambil adalah dengan mencari utang baru atau menjual aset perusahaan. Namun, lagi-lagi rasio utang berbanding ekuitas atau debt to equity ratio (DER) BTEL sudah sebanyak 10 kali. Kondisi ini menyulitkan BTEL mencari pinjaman baru. "Maka satu-satunya cara adalah dengan menjual aset," imbuh Reza. Persoalannya, ekuitas BTEL kini hanya bernilai Rp 117,40 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×