Reporter: Aloysius Brama | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional Standar and Poor’s (S&P) pada akhir Mei 2019 telah menyematkan peringkat (rating) mata uang asing kepada PT Astra International Tbk (ASII) menjadi BBB+ dengan prospek stabil dari sebelumnya BBB. Selain Astra International sejumlah perusahaan lain juga mendapatakan peringkat yang sama dari S&P.
Kenaikan peringkat tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham ASII di bursa. Ketika daftar tersebut dirilis pada tanggal 31 Mei lalu, harga saham anggota indeks Kompas100 ini terpantau mengalami kenaikan sebesar 3,47% dalam satu hari perdagangan itu, menyentuh level 7.450. Pada perdagangan sebelumnya, harga saham ASII berada di level 7.200.
Analis MNC Sekuritas Nurulita Harwaningrum mengatakan, terlepas dari kenaikan peringkat surat utang oleh S&P, Astra International memang masih memiliki prospek yang baik. Sebelumnya, di tengah penurunan penjualan mobil di Indonesia, Astra International dapat kembali mengembalikan presentase market share mereka sebesar 53% sepanjang kuartal I tahun ini.
Peningkatan itu didorong melalui siasat yang dilakukan Astra International dengan menjual beberapa produk seperti New Avanza dan produk dari segmen LSUV seperti Toyota Rush dan Daihatsu Terios.
Secara year on year (yoy), presentase itu naik 4% dibanding kuartal I tahun lalu dimana market share ASII hanya berada pada level 49%. “Penurunan itu lantaran beberapa kompetitor yang masuk ke dalam segmen produk kendaraan LMPV turut menekan penjualan ASII,” kata Nurul kepada Kontan, Rabu (12/6).
Selain dari penjualan otomotif, Nurul menilai kinerja Astra International masih bisa terdorong dari kinerja anak perusahaannya, terutama United Tractors (UNTR). Sepanjang kuartal I 2019 laba bersih UNTR mengalami peningkatan sebesar 21% secara yoy menjadi Rp 3,1 triliun.
Nurul melihat, sentimen kenaikan peringkat utang ASII oleh S&P sudah terlihat sejak bursa kembali aktif pasca libur Lebaran. Ia mengatakan, saham ASII masih menarik bagi investor yang akan masuk. “Dari segi valuasi, masih bisa dikoleksi hingga target price Rp 8.400,” tambah Nurul.
Ketika berita ini ditulis, harga saham ASII sendiri berada di level 7500. Harga ini lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan di awal pekan ini, Senin (10/6) dimana harga saham ASII menyentuh level 7.675. Berdasarkan data RTI, secara year to date, harga saham ASII sudah mengalami penurunan hingga 8,81%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News