Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORk. Saham-saham di bursa AS melorot. Hal itu menyebabkan Standard & Poor's 500 Index mengalami penurunan paling tinggi dalam sebulan. Outlook laba bank yang melorot serta peningkatan pengajuan klaim pengangguran membayangi reli atas saham-saham teknologi.
Sejumlah saham yang melorot kemarin malam antara lain Goldman Sachs Group Inc dan Citigroup Inc yang turun lebih dari 2%. Sementara, sektor real estate yang terhimpun di index S&P 500 anjlok 2,7%. Sementara itu, Apple Inc naik untuk yang ke-17 kali dalam 19 hari dan berhasil melampaui PetroChina Co dan menjadi perusahaan kedua terbesar dunia dilihat dari kapitalisasi pasar.
Pada penutupan di New York, S&P 500 turun 0,8% menjadi 1.124,83. Sementara, indeks Dow Jones turun 0,7% menjadi 10.662,42.
"Data perekonomian yang ada sangat buruk. Padahal, pasar berjalan dengan baik. Hasilnya, investor banyak yang melakukan aksi jual," jelas Michael Cuggino dari Permanent Portfolio funds di San Francisco.
Catatan saja, S&P 500 sudah melesat sebesat 7,2% pada September. Kendati begitu, sepanjang tahun ini, indeks acuan AS tersebut sudah melorot 7,6% dari posisi tertingginya pada April lalu. Investor cemas angka pengangguran AS kian membengkak dan defisit anggaran di Eropa akan menahan laju pemulihan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News