Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berpotensi menjadi pemain utama dalam industri semen di luar pulau Jawa. Hal ini didukung oleh merek yang kuat di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Renaldy Effendy, analis KDB Daewoo Securities dalam riset Rabu (25/3) menyebutkan, 50% penjualan semen SMGR berasal dari pulau Jawa. Angka ini lebih kecil jika dibanding rekanannya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sebesar 72% dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sebesar 71%.
Hal ini membuat SMGR lebih tidak terpengaruh oleh persaingan ketat dari pemain baru yang berpusat di Jawa.
Saat ini SMGR masih memimpin pangsa pasar sebesar 44% di Indonesia. Menurut Renaldy, SMGR memiliki peluang untuk memanfaatkan pangsa pasar yang besar di luar Jawa.
Secara keseluruhan, permintaan semen telah menunjukkan perkembangan secara domestik. Di tahun 2013, konsumsi semen per kapita Indonesa mencapai 229 kilogram (kg). Angka ini masih lebih rendah dibanding Vietkan sebesar 664 kg dan Singapura 1.116 kg.
Pertumbuhan konsumsi semen domestik di Indonesia tumbuh 3,3% di tahun 2014, lebih rendah jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,5%. Hal ini lantaran adanya masalah politik yang menyebabkan mundurnya beberapa proyek pembangunan.
Akan tetapi, Reynaldi optimis tahun 2015 dan kedepannya sektor semen akan terus bertumbuh dengan dukungan dua hal. Pertama, adanya rencana pemerintah dalam pembangunan infrastruktur besar-besaran. Kedua, meningkatnya pemasukan kelas menengah dan rendahnya tingkat suku bunga sehingga dapat menambah jumlah perumahan dan pembanguan real estate.
Namun, intervensi harga oleh pemerintah telah memebrikan sentimen negatif terhadap saham emiten semen, setidaknya hingga adanya eksekusi proyek infrastruktur pemerintah. Jika tidak, Renaldy khawatir pertumbuhan permintaan semen akan mengecewakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News