kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

SMCB dan Lafarge merger tahun ini


Kamis, 20 Agustus 2015 / 06:12 WIB
SMCB dan Lafarge merger tahun ini


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dampak merger dua perusahaan semen terbesar dunia, Holcim Ltd dan Lafarge SA menyebabkan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dan PT Lafarge Cement Indonesia turut melebur. Merger SMCB dan Lafarge Indonesia dipercepat ke akhir tahun ini.

Vice President of Sales SMCB Juhans Suryantan kepada Globalcement menyebutkan, pihaknya berharap dapat menyelesaikan proses merger di akhir 2015. "Sebagaimana Holcim Indonesia terdaftar di bursa, kami masih menunggu izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)," kata Juhans.

Ia mengungkapkan, percepatan ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar SMCB. Saat ini, SMCB memegang 15% pangsa pasar dan Lafarge mengempit 3% pangsa pasar semen Indonesia. Saat ini, SMCB merupakan peringkat ketiga pemegang pangsa pasar semen, setelah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan porsi 43,7% dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan 30%.

Juhan menyebutkan, merek produk SMCB dan Lafarge Indonesia tetap akan berbeda pascamerger. Ia mengaku, SMCB dan Lafarge belum memutuskan penggunaan merek. Meski begitu, SMCB tetap akan menggunakan merek Holcim dalam satu tahun hingga dua tahun mendatang.

Nantinya, SMCB dan Lafarge Indonesia akan bertahan di bawah manajemen yang berbeda dan menyasar segmentasi yang berbeda. Adapun, merek SMCB dan Lafarge dinilai tak akan berbenturan karena perbedaan target pasar. Pasar SMCB kuat di Jawa dan Sumatera Selatan. Sementara Lafarge memegang pasar di Aceh dan Sumatera Utara.

"Terkait penggabungan ini, SMCB mengkaji langkah integrasi yang akan dilakukan dengan Lafarge Cement Indonesia," kata Andika Lukmana, Sekretaris Perusahaan SMCB, dalam keterbukaan informasi, beberapa waktu lalu.

Sekadar informasi, Grup LafargeHolcim resmi meluncur pada Juli lalu. Penggabungan dua raksasa semen ini menargetkan penghematan ongkos € 1,4 miliar dalam tiga tahun. Kemarin, harga saham SMCB tutup di harga Rp 1.075, naik 0,94% ketimbang hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×